Quantcast
Channel: EBED DE ROSARY
Viewing all 339 articles
Browse latest View live

Transparansi Pengelolaan Anggaran Hantar Desa Nita Menjuarai Lomba Desa Tingkat Provinsi

$
0
0
Kepala BPM kabupaten Sikka,Dra.Martha Huberty Pega

MAUMERE– Desa Nita kecamatan Nita kabupaten Sikka meraih juara pertama dalam lomba antar desa se kabupaten Sikka dan provinsi NTT.Desa Nita juga diutus mewakili provinsi NTT dalam lomba di tingkat nasional.

Pada tingkat nasional,desa Nita bersaing dengan utusan desa lainnya di regional IV meliputi provinsi Bali,NTB,Maluku,Maluku Utara,Papua dan Papua Barat.Dari penilaian sementara,desa Nita berada di peringkat ke-6.

Demikian disampaikan kepala Badan Pemberdayaan Masayarakat (BPM) kabupaten Sikka.Dra.Martha Huberty Pega saat ditemui Cendana News,Senin (1/8/2016).Dikatakan Martha,tim evaluasi perkembangan desa dan kelurahan regional IV sudah turun ke desa dan melakukan penilaian fisik.

“Kami harapkan desa Nita bisa meraih prestasi memuaskan di tingkat nasional,” ujarnya.

Dijelaskannya,lomba desa atau kelurahan ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memajukan desa dan kelurahan lewat evaluasi yang dilakukan secara berjenjang.Team dari Kemendagri sudah turun ke desa Nita melakukan penilaian.

“Bila hasil penilaian memuaskan maka kepala desa akan diundang untuk mempresentasikan keberhasilannya di tingkat pusat guna dinilai desa mana yang terbaik tingkat nasional,” ungkapnya.

Team dari Kementerian Dalam Negeri 
sedang melakukan penilaian di desa Nita.
Ditambahkan mantan kepala Badan Ketahanan Pangan kabupaten Sikka ini,penilaian dilakukan meliputi 3 bidang yakni pemerintahan,kewilayahan dan kemasyarakatan.Kepala desa Nita sebutnya,memiliki banyak kreatifitas dan inovasi dalam penyelenggaran pemerintahan.

“Semua Perda dan Perbup sudah dijabarkan dalam peraturan desa dan peraturan kepala desa.Selain itu pengelolaan keuangan desa juga dilakukan secara transparan,” bebernya.

Dicontohkan Martha,pengelolaan keuangan dan APBDes dilakukan secara transparan dimana semuanya dicetak di baliho guna ditempelkan di kantor desa dan beberapa fasilitas umum seperti polindes,sekolah dan lainnya.

Selain itu tambahnya,juga ada brosur yang ditempelkan di papan informasi dan dibuatkan leaflet yang dibagikan kepada seluruh masyarakat desa Nita.

“Jadi masyarakat bisa mengetahui detail pembangunan dan pemakaian keuangan desa dan bisa memantaunya,”terangnya.

Dalam berbagai kegiatan dan pengambilan keputusan,masyarakat dan BPD selalu dilibatkan.Kantor desa dijadikan rumah desa sehingga masyarakat merasa memiliki kantor tersebut.Rumah desa ini melambangkan harmoni desa membangun.

“Kepala desanya sangat kreatif,inovatif dan mau mendengarkan.Hubungan antara kepala desa dan BPD terjalin baik dimana mereka saling melengkapi dan komunikasi berjalan baik,” pungkasnya.


(Ebed de Rosary)

Dandim 1603 Sikka Meminta Generasi Muda Memiliki Wawasan Kebangsaan

$
0
0
Dandim 1603 Sikka Letkol Inf.Abdulah Jamali,SIP saat memimpin apel bendera di halaman SMAK Frateran Maumere.

MAUMERE – Seluruh komponen masyarakat diharapkan dapat bertanggung jawab untuk terus membangun,membina dan menumbuh kembangkan wawasan kebangsaan dalam diri para generasi muda sejak usia dini teristimewa melalui jenjang pendidikan.

Demikian disampaikan Dandim 1603 Sikka Letkol Inf.Abdulah Jamali,SIP dihadapan siswa-siswi SMPK dan SMAK Frateran Maumere,Senin (1/8/2018).Sebagai anak bangsa tegas Dandim Abdulah,para generasi muda diharapkan mulai saat ini harus memiliki semangat cinta tanah air.

“Sebagai anak muda kita harus dapat meneladani dan menjadikan semangat dan motifasi perjuangan yang telah diberikan para pahlawan kita dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan,”ujarnya..

Implementasi dari semangat tersebut sebutnya harus dapat diwujudkan melalui keikutsertaan dalam mengisi pembangunan nasional  menuju cita-cita masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

“Para putra dan putri Indonesia harus memiki semangat dan daya juang tinggi di landasi nilai-nilai Perjuangan bangsa berwawasan kebangsaan,berkarakter dan tentunya cinta terhadap Tanah Air Indonesia,”pintanya.

Mengawali penyampaiannya di depan seluruh siswa dan siswi Dandim 1603 Sikka membahas tentang wawasan kebangsaan yang harus di mengerti oleh para pelajar karna dengan berbekal wawasan kebangsaan yang meliputi darat,lautdan udara meruakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Oleh karena itu pesannya,generasi muda khususnya para pelajar perlu di ingatkan dan di tanamkan kembali tentang wawasan kebangsaan atau bela negara sejak dini mengingat generasi mudalah yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa Indonesia.

Selain itu Dandim Abdulah juga menyampaikan tentang trend perang saat ini yaitu salah satunya berupa proxy war.Di Indonesia terangnya,sasarannya adalah generasi muda guna menghilangkan rasa nasionalisme dan patriotisme.

Juga tambahnya,sasarannya agar anak-anak sebagai generasi muda tidak mau menghargai orang tua,tidak peka terhadap lingkungan,,sikap dan perilaku yang tidak mencerminkan budaya bangsa dan egoisme serta kebebasan tanpa batas.

“Dengan demikian bangasa ini akan mudah di pecah belah dan mudah di kendalikan oleh pihak ketiga,” terangnya.

Dandim 1603 Sikka bersama jajaran berpose bersama usai pemaparan materi wawasan kebangsaan di SMAK Frateran Maumere.
Dandim Abdulah juga menyinggung bahaya narkobah,seks bebas,pornografi, terorisme, aliran sesat dan kekerasan,ancaman kelompok radikal seperti ISIS serta   perkelahian antar pelajar.

Mengakiri penyampaiannya Dandim berpesan kepada para pelajar penerus bangsa dan tongkat  pemimpin di masa mendatang untuk menjaga bangsa ini dengan memulai pada diri sendiri untuk senantiasa berbuat yang terbaik bagi keluarga,sekolah,bangsa dan negara yang kita cintai

Hadir dalam kesempatan tersebut wakil bupati Sikka,Drs.Paolus Nong Susar,perwira seksi teritorial Kodim 1603 Sikka,Kapten Inf.Sadiman, Kasdim 1603 Sikka Mayor Inf.Murhono Basuki,tokoh  masyarakat Drs Daniel Woda Pale, ketua PEPABRI Mohamad Mangge,para guru dan perwira staf kodim 1603 Sikka

Sebelum memberikan materi wawasan kebangsaan diawali dengan upacara bendera di lapangan SMAK Frater Maumere yang dihadiri para siswa-sswi SMPK dan SMAK Frateran Maumere.


(Ebed de Rosary)

Sebuan Teritorial NTT Merah Putih,Kodim 1624 Flotim Tingkatkan Semangat Nasionalisme

$
0
0
Dandim 1624 Flotim Letkol Inf.Dadi Rusyadi,SE memimpin aple bendera di SMAK Frateran Podor Larantuka

LARANTUKA - Dalam rangka meningkatkan semangat dan jiwa nasionalisme generasi muda bangsa di wilayah Kodim 1624 Flotim,khususnya di kalangan siswa dan pelajar mulai dari tingkat SD,SMP,SMA atau sederajat,Kodim1624 Flotim mendukung kegiatan Serbuan Teritorial NTT Merah Putih.

Kegiatan ini dimulai Senin 1 Agustus 2016 sampai tanggal 31 Agustus 2016, dimana selama satu bulan Kodim 1624 Flotim beserta jajaran turun ke sekolah-sekolah memberikan ceramah.

Demikian disampaikan Dandim 1624 Flotim Letkol Inf.Dadi Rusyadi,SE kepada Cendana News,Selasa (2/8/2016) siang.

.Dikatakan Dandim Rusyadi,pencanangan NTT Merah Putih tingkat Kodim 1624 Flotim diawali kegiatan upacara bendera, Senin (1/08/2016), di lapangan upacara  SMAK Frateran Podor,kelurahan Lewolere,kecamatan Larantuka.

Pada hari yang sama sebutnya,secara serentak,di tiap Koramil jajaran Kodim 1624 Flotim diselenggarakan kegiatan NTT Merah Putih di sekolah-sekolah.Tentunya dalam pelaksanaan kegiatan ini telah di koordinasikan dengan pihak sekolah sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar siswa.

“Di setiap Koramil,dalam satu minggunya minimal akan melaksanakan satu kali pertemuan.  dua jam pelajaran dalam setiap pertemuannya,” jelasnya.

Kegiatan NTT Merah Putih tegas Dandim Rusyadi,berupa upacara bendera, ceramah atau pembekalan mengenai wawasan kebangsaan dan bela negara,peraturan baris berbaris dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan.

Lebih lanjut dikatakan,tujuan kegiatan ini adalah membina dan membentuk generasi muda bangsa Indonesia yang berkepribadian, berakhlak mulia,disiplin,terampil dan memiliki semangat serta kesadaran bela negara.


Hal ini kata Dandim Rusyadi sesuai dengan tema yang telah di tetapkan oleh komando atas yakni "Melalui kegiatan serbuan teritorial Bali Nusa Tenggara Merah Putih Tahun 2016,kita tingkatkan peran generasi muda yang berkarakter,berwawasan kebangsaan,cinta tanah air dan memiliki semangat nasionalisme guna memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai NKRI".

Sebanyak 750 siswa SMAK Frateran Podore  ikut dalam kegiatan ini, yang di mulai dari Upacara Bendera, kemudian di lanjutkan dengan ceramah/pembekalan  wawasan kebangsaan - bela negara oleh Dandim 1624/Flotim.

Para siswa tampak sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ini, hal ini terlihat dari tertib, lancar dan khidmatnya selama pelaksanaan upacara bendera.Banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh siswa peserta ceramah atau pembekalan kepada Dandim 1624 Flotim sebagai nara sumber nya.

Salah satu siswa,Reonaldo Wimaxco Weking kelas X bahasa, mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami generasi muda, sehingga semangat dan jiwa nasionalisme kami generasi muda, akan tetap terpelihara dan akan  selalu di tingkatkan.

“Semoga di lain kesempatan, Pak Kodim akan kembali ke sekolah kami, “ harap Reonaldo

Turut bergabung dalam kegiatan tersebut kepala sekolah SMAK Frateran Podor,Kasdim 1624 Flotim,para guru SMAK Frateran Podor, serta para personil di Kodim 1624 Flotim.


(Ebed de Rosary) 

Koramil 1624-05/Solor: Bangkitkan Nasionalisme Siswa-Siswi Madrasah

$
0
0

Anggota Koramil 05 Solor sedang membawakan materi wawasan kebangsaan di desa Lohayong

LARANTUKA – Demi menyukseskan kegiatan NTT Merah Putih serta meningkatkan semangat dan jiwa nasionalisme generasi muda bangsa di wilayah Kodim 1624 Flotim,khususnya di wilayah Koramil 05 Solor,Danramil beserta jajarannya turun ke sekolah-sekolah.

Dandim 1624 Flotim Letkol Inf.Dadi Rusyadi,SE melalui Danramil 1624-05 Solor Mayor Chb.Ihsan kepada Cendana News,Selasa )2/8/2016) mengatakan,kegiatan diawali dengan mendatangi Madrasah Aliyah Lahayong desa Lohayong 2 kecamatan Solor Timur Senin (1/8/2016),

Dalam amanat singkatnya saat bertindak sebagi pembina upacara pada upacara bendera yang diikuti oleh para guru dan 165 siswa.Danramil 1624-05 Solor menekankan kepada seluruh siswa akan arti pentingnya jiwa dan semangat nasionalisme bagi generasi muda.

“Generasi muda harus benar benar memahami sejarah perjuangan bangsa. Kemerdekaan Negara kita ini, di rebut oleh para pendahulu kita, dengan segala pengorbanannya.Kemerdekaan kita ini bukan lah pemberian bangsa asing,” ujarnya.

Ditambahkan Danramil Solor,usai kegiatan upacara bendera,para siswa mengikuti materi wawasan kebangsaan yang dibawakan secara langsung oleh dirinya dengan menjelaskan secara detail tentang Pancasila,UUD 1945,NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.

“Majunya salah satu negara, yang mana negara tersebut tetap menjunjung tinggi adat dan budaya nya.Generasi muda harus tetap memelihara dan meningkatkan  toleransi,gotong royong dan musyawarah mufakat,” tegasnya.

Agar negara kita segera sejajar dengan bangsa lainnya, kata Danramil Ihsan,maka hal diatas harus segera di mulai dari diri sendiri dari hal- hal yang kecil dan di mulai dari sekarang.

(Ebed de Rosary)


Pemda Sikka Masih Menempatkan Tenaga Guru PNS di Sekolah Swasta

$
0
0
Kadis Pendidikan,Pemuda dan Olahraga kabupaten Sikka,Simon Subsidi,Ssos.

MAUMERE – Pemerintah daerah (Pemda) kabupaten Sikka hingga tahun 2016 masih menempatkan guru-guru pegawai negeri sipil (PNS) untuk mengajar di berbagai sekolah swasta yang ada di kabupaten Sikka.

Demikian disampaikan kepala dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga (PPO) kabupaten Sikka,Simon Subsidi,Ssos kepada Cendana News,Rabu (3/8/2016).Dikatakan Simon,meski pemerintah pusat melarangnya,pemda Sikka belum bisa memenuhi aturan ini.

“Kami masih kekurangan guru sehingga banyak guru PNS yang masih mengajar di sekolah swasta,” sebutnya.

Disebutkan Simon,dinas PPO Sikka  akan tetap support ssekolah swasta dengan memperbantukan guru negeri ke berbagai sekolah swasta..Memang sebutnya,ada larangan dari pemerintah pusat tapi pihaknya tetap melakukan itu.

Mantan kepala Inspektorat kabupaten Sikka ini menyebutkan,penempatan guru negeri di sekolah swasta penting untuk menjawab kekurangan guru di kabupaten Sikka.Selain itu,banyak sekolah yang juga diperkenankan mengangkat guru honor komite sendiri.

“Guru negeri yang masih mengajar di sekolah swasta masih dipertahankan sambil menunggu iinstruksi dari pusat,” tegasnya.

Secara umum kata Simon untuk mengatasi kekurangan  guru,pemda Sikka tetap mengangkat guru-guru honor untuk diperbantukan di sekolah swasta.Pemda Sikka terangnya,selalu mendukung sekolah swasta untuk bisa berkembang dengan memperbantukan guru PNS dan menggangarkan dana dari APBD II bagi guru honor selain kucuran dana BOS.

“Secara nasional persoalan guru ini juga sedang didiskusikan dan kita di NTT hampir semua daerah masih kekurangan guru,” terangnya.

Simon juga berharap agar intelektual anak-anak didik ke depannya harus ditingkatkan termasuk karakter dan pengetahuan anak didik.Para guru pintanya,harus menyesuaikan juga dengan kurikulum 2013.Dinas PPO Sikka tambahnya, sedang melakukan pelatihan bagi guru-guru agar KBM bisa sesuai dengan kurikulum 2013.

Dari data yang diperoleh Cendana News menyebutkan,di kabupaten Sikka terdapat 450 sekolah.Dari jumlah tersebut,SD dan SDLB sebanyak 337 sekolah,SMP  80,SMU 20 dan SMK 13 sekolah.Jumlah  guru SD sebanyak 3.333 ,SMP 1.222,SMU 223,SMK sebanyak 253 guru.

(Ebed de Rosary)




Guru PNS dan Honor Daerah Yang Sering Meninggalkan Tugas Akan Dikenakan Sanksi

$
0
0
Kantor dinas Pendididkan, Kepemudaan dan Olahraga kabupaten Sikka.

MAUMERE - Para guru PNS dan juga tenaga honor daerah yang mengabdi di berbagai sekolah swasta ataupun negeri di kabupaten Sikka akan ditertibkan.Hal ini dilakukan menindaklanjuti laporan masyaraakat terkait beberapa guru PNS dan honor daerah yang sering meninggalkan tugas.

Demikian ditegaskan kepala dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga (PPO) kabupaten Sikka,Simon Subsidi,Ssos kepada Cendana News,Rabu (3/8/2016).Dikatakan Simon,hal ini dilakukan agar para murid tidak terlantar.

“Kalau guru honor komite tentu kewenangannya ada di sekolah,tapi guru negeri pasti melalui kita,” ujarnya.

Ditambahkan Simon,dinas PPO dibawah kepemimpinannya akan lebih selektif dalam mengijinkan para guru dalam mengiuti kegiatan di luar kegiatan terkait pendidikan sebab pihaknya sering mendapat komplain dari orang tua murid.

Saat disinggung masih banyak guru yang sering mangkir dan apakah itu tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar,mantan kepala Inspektorat Sikka ini katakan,kalau guru honor komite itu kewenangan sekolah karena sekolah yang mengangkat mereka.

“Kalau guru negeri dan honor daerah kami akan selektif memberikan ijin.Yang terpenting anak-anak tidak terlantar bila guru tersebut harus meninggalkan tugas sementara,” ungkapnya.

Simon memaparkan,dirinya  selama tiga bulan ini sudah membatalkan banyak permohonan ijin dari para guru yang akan mengikuti kegiatan rapat anggota tahunan koperasi.Bila dilakukan saat hari libur sebutnya,ini tidak masalah.

“Bila sering meninggalkan tugas kami akan kenai tindakan tegas.Ini penting agar guru-guru menyadari bahwa tugas pokok mereka yakni mengajar bukan menghadiri kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan pendidikan,” pungkasnya.


(Ebed de Rosary)

Pencapaian Retribusi Daerah Rendah,Bupati Sikka Diminta Fraksi Golkar Menjelaskannya

$
0
0

Rapat paripurna DPRD II Sikka terkait pemandangan fraksi terhadap LPJ Bupati Sikka
 terkait pelaksanaan APBD 2015.

MAUMERE – Fraksi Partai Golkar DPRD II kabupaten Sikka meminta agar pemerintah kabupaten Sikka memberikan penjelasan terkait rendahnya retribusi yang diterima.

Permintaan ini disampaikan saat pemandangan fraksi dalam rapat paripurna V masa sidang III tahun 2016 DPRD kabupaten Sikka atas pidato bupati tentang pertanggungjawaban pelaksanaanAPBD Sikka tahun anggaran 2015.

Dalam rapat paripurna,Rabu (3/8/2016) tersebut,fraksi partai Golkar menilai pencaptannya hanya sebesar 53,55 persen dari terget yang ditetapkan,Untuk itu fraksi partai Golkar merasa sangat kecewa dan menyayangkan hal ini.

“Fraksi partai Golkar berpandangan bahwa pemerintah belum serius dan benar-benar melakukan berbagai upaya untuk mencapai target tersebut,” kritik fraksi partai Golkar seperti dibacakan Mayestati Angelorum dalam pemandangan fraksi.

Target retribusi daerah yang sudah ditetapkan tersebut menurut fraksi partai Golkar sudah diperhitungkan dari berbagai potensi yang ada di kabupaten Sikka yang mana apabila pemerintah serius melakukan berbagai upaya,tentunya target tersebut dapat dicapai.

“Terhadap retribusi daerah yang hanya mencapai 53,55 persen tersebut fraksi partai Golkar memintah agar pemerintah dapat menjelaskan alasannya,” tegas Mayestati membacakan pernyataan partai berlambang pohon beringin ini.

Hal senada juga dikeluhakan fraksi partai Demokrat.Menurut fraksi ini,dari target 12.03 miliar rupiah,pemkab Sikka hanya mampu menghasilkan 6,44 miliar rupiah saja.Demokrat menanyakan,apakah targetnya tidak realistis ataukah pemerintah tidak oprimal mengelola sumber-sumber pendapatan?.

Target penerimaan hemat fraksi partai Demokrat diukur berdasarkan potensi yang diidentifikasi lalu ditetapkan sasaran-sasaran yang didukung rencana operasional untuk menggali potensi untuk menjadi uang.

“Rendahnya penerimaan retribusi mengggambarkan lemahnya respek kita terhadap rakyat daerah ini,” tegas fraksi partai Demokrat seperti dibacakan Heny Doing.

Selain itu seperti dibacakan Heny,fraksi partai yang didirikan mantan presiden SBY ini mencerminkan kepekaan sosial pemerintah amat rendah,kurang mempunyai rasa malu terkait hasil yang dicapai dan padahal hak aparatur pemerintah tidak pernah dikurangi oleh negara.

Pemerintah dimintah fraksi partai Demokrat agar serius menggarap sumber retribusi daerah terutama merubah perda terkait retribusi yang sudah tidak relevan lagi dengan pertumbuhan ekonomi abupaten Sikka maupun nasional.

“Perlu juga dipikirkan memberikan sanksi dan insentif agar capaian hasilnya bisa lebih baik ke depannya,” harap fraksi Demokrat.

(Ebed de Rosary)


Sempat Terlantar,Pembanguna Jaringan Pipa Air di Nelle Akhirnya Diselesaikan

$
0
0

Jaringan pipa air di desa Nelle Lorangyang  sempat terbengkelai.

MAUMERE - Proyek pemasangan jaringan pipa air yang sempat terlantar di kecamatan Nellle yang meliputi desa Nelle Lorang,Nelle urung dan Nelle yang sempat terlantar dan dimuat Cendana News,25 April 2016 sudah diatasi PDAM.

Pemasangan sambungan pipa air ke rumah-rumah warga yang selama beberapa bulan terlantar sudah bisa diselesaikan PDAM.Air pun sudah bisa dinikmati masyarakat desa di kecamatan tersebut dan PDAM akan melakukan pengerjaan tambahan.

Demikian disampaikan Plt.Direktur PDAM kabupaten Sikka,Ruben Soludale saat ditemui Cendana News di kantronya,Kamis (4/8/2016).Dikatakan Ruben,pengerjaan yang sempat terlantar sudah diselesaikan dan di tahun 2016 akan ada 2 pengerjaan lagi.

“Kami tahun 2016 ini ada 2 kegiatan terkait jaringan air bersih di kecamatan Nele yakni pembangunan reservoar dan perbaikan jaringan pipa air lama yang dibangun sekitar 6 tahun lalu namun tidak terpakai,” ujarnya.

Dana pengerjaan bersumber dari DAK dan DAU dimana untuk IKK Nelle I sebesar 1,1 miliar rupiah lebu=ih sementara untuk IKK Nelle II mencapai 788 juta rupiah lebih.Pelanggan PDAM di kecamatan Nelle mencapai seribu lebih.

“Disana air dianggap seperti emas karena sulit diperoleh,jadi berapapun harganya warga akan membayarnya,” ungkapnya.

Jaringan air ke Nelle kata Ruben,di ambil dari mata air di kecamatan Koting dengan memakai pompa dan dialirkan ke reservoar di Wutik.Air kembali dipompa dari Wutik agar bisa dialirkan ke Nelle sehingga biaya operasionalnya sangat besar.

Di luar biaya tenaga kerja,sebutnya,dalam sebulan biayanya mencapai 170 sampai 175 juta rupih hanya untuk membayar listrikBerarti  PDAM mengalami kerugian? tanya Cendana News.Ruben katakan,meskipun minim PDAM masih bisa untung.

Ditambahkannya,IKK Nelle sangat potensial dikembangkan karena daerah tersebut tidak memiliki sumber air lain selain PDAM.Warga yang selama ini mengandalkan air hujan dan membeli dari mobi, tanki kini mulai bisa menikmati air dari PDAM Sikka.

“Jika jaringan sudah diperbaiki,kami akan fokus menambah pelanggan lagi di sana.Masyarakat sangat bersyukur dan mereka katakan sejak ada pipa air dari PDAM mereka sudah tidak membeli air dari mobil tanki lagi,” pungkasnya  bangga.


(Ebed de Rosary)

Gelombang Pasang Terjang 18 Rumah,5 Rumah Rusak Parah

$
0
0

Rumah warga di desa Watutedang yang terkena abrasi akibat gelombang pasang.

MAUMERE – Gelombang pasang  menerjang 18 rumah yang berada dibibir pantai selatan dusun Ililewa desa Watutedang kecamatan Lela kabupaten Sikka,Rabu (3/8/2016) sekitar pukul 09.00 wita.Akibat gelombang pasang 5 rumah mengalami rusak parah.

Demikian disampaikan camat Lela Rikardus Piterson,BA saat ditemui Cendana News di lokasi kejadian,Kamis (4/8/2016) siang.bencana abrasi mengakibatkan 3 rumah di RT 04 RW 02 dan 6 rumah yang berada di RT 05 RW 03 serta 2 rumah di RT 009  RW 05 mengalami kerusakan yang cukup parah.

Pemilik rumah bersama beberapa orang warga sebut Piterson,berusaha mengevakuasi barang-barang yang masih bisa di selamatkan. Barang atau benda yang rusak yg tidak dapat di selamatkn berupa bangunan dapur,WC,kamar mandi dan kandang babi.

“Kerugian materi masing- masing rumah di perkirakan sekitar 50 juta rupiah,” tegasnya.

Bencana ini juga tambah mantan camat Nita telah dimonitor oleh BPBD kabupaten Sikka dan Kabid Kedaruratan dan Logistik Drs.Bakri Kari telah bertemu dengan pemilik rumah dan kepala desa Watutedang Yuvinud Reko.

Barang - barang yang masih dapat di selamatkan beber Piterson,untuk sementara di evakuasi ke rumah keluarga. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini namun gelombang masih besar sehungga warga diminta tetap waspada..

Camat Lela ini juga menambahkan bahwa warga sekitar tempat abrasi ini harus di evakuasi dan semua tempat yang terkena abrasi akan direlokasi karena cuaca laut di pantai selatan Lela khususnya desa Watutedang dusun Ililewa tidak bisa di prediksi.

“Warga untuk selalu wapada.Kami juga sudah sampaikan agar warga jangan membangun lagi di lokasi yang ada sekarang,” ungkapnya.

Warga yang terkena musibah kata Piterson sudah bersedia pindah ke lokasi tanah miliki mereka yang lain dan pemerintah akan membantu bahan bangunannya.Warga juga tambahnya sudah bersedia pindah.

(Ebed de Rosary)



Takut Terjadi Gelombang Pasang Kembali,Warga Setuju Relokasi

$
0
0
Rumah warga desa Watutedang yang terkena terjangan gelombang pasang.



MAUMERE – Waraga dusun Ililewa desa Watutedang kecamatan Lela kabupaten Sikka yang rumahnya rusak diterjang gelombang pasang,Rabu (3/8/2016) setuju relokasi asal pemerintah serius menangung biaya pembangunan rumah warga.

Demikian disampiakn Martius Tiu dan Irgenis Maria Dua Soru saat ditemui Cendana News,Kamis (4/8/2016).Martius yang tinggal bersama 7 anggota keluarga lainnya mengakui akan pindah tenpat tinggal di lokasi tanah yang dimilki di sebelah atas jalan.

Hal senada juga disampaikan Irgenis yang tinggal bersama 6 anggota keluarga lainnya,Bagi Irgenis,lokasi rumah milik mereka yang sekarang sudah tidak akan ditempati lagi karena mereka takut suatu saat gelombang pasang akan merubuhkan rumah mereka.

“Kalau pemerintah siapkan dananya untuk membangun rumah kami siap pindah dan bangun rumah.Kami juga takut  bila tinggal disini terus,” ujar Irgenis.

Yuvinus Reko,kepala desa watutedang yang ditemui Cendana News di lokasi bencana juga mengatakan hal senada,Disebutkan Yuvinus,warga memang merasa takut bila tinggal terus di pesisir pantai dan hal ini pernah disampaikan kepada dirinya.

“Gelombang besar biasa terjadi tapi yang paling besar terjadi tahun ini.Kami sudah sepakat dengan warga di pesisir dan mereka sudah menyetujui untuk pindah ke tanah milik mereka,” tuturnya.

Bupati Sikka memberikan bantuan simbolis dari
pemerintah kepada warga yang terkena musibah.
Ditambahkan kades yang sudah menjabat 13 tahun ini,pemerintah sudah membuka jalan usaha tani di sebelah utara jalan raya utama.Jalan tersebut,lanjutnya,membelah bukit hingga ke desa Iligai di seberang bukit sehingga warga bisa membuat rumah di daerah ini.

Saat ditanyai apakah pernah ada proyek pembangunan tanggul,Yuvinus katakan,tahun 2015 lokasi pesisir pantai pernah diukur oleh dinas BPU,Pertambangan dan Energi  Sikka untuk dibuatkan  tanggul sepanjang 600 meter.

“Sampai saat ini belum terealisasi sehingga bila tidak jadi dibangun tanggul sebaiknya dilakukan relokasi saja,” tegasnya.

Selain itu,bantuan bagi warga yang terkena musibah sudah mulai berdatangan sejak Rabu (3/8/2016) malam.Selain bantuan makanan dan terpal,oleh dinas Sosnakertrans Sikka dan BPBD Sikka,juga ada bantuan dari pihak ketiga.

Para guru dari SDK Lela,Kamis (4/8/2016) mendatangi lokasi bencana dan memebrikan bantuan.Kepada awak media di lokasi bencana,Yanti Friska perwakilan guru mengatakan,pihaknya mengambil dana dari sekolah dan juga sumbangan guru dan anak murid.

“Ini bantuan kepedulian bagi anak-anak didik yang sekolah di sekolah kami.Ada4 anak didik kami yang mengalami musibah sehingga kami datang memberikan bantuan,” sebutnya.

Yanti yang didampingi Maria Dolorosa,Rilna Parera dan guru lainnya memberikan bantuan berupa bahan makanan seperti kie instan.Selain itu juga ada kopi dan gula.Para guru mengaku turut bersedih melihat kondisi warga yang terkena musibah.

Selain dari SDK Lela,bantuan juga datang dari Osis SMAN2Maumere berupa uang sejumlah 400 ribu rupiah.Kades Lela Yuvinus mengaku Rabu malam warga sudah mendapat bantuan  makanan kaleng,beras 14,5 kilogram per KK dari Dinsos dan BPBD.

Data dari staf desa Watutedang yang diperoleh Cendana News menyebutkan,jumlah KK yang berdiam di pesisir pantai mencapai 56 KK dengan jumlah rumah sebanyak 45 rumah.

Sementara itu jumlah jiwa yang menempati rumah-rumah tersebut sebanyak 180jiwa dimana terdapat 23 orang lansia,anak sekolah sebanyak 64 orang serta 17 balita.

(Ebed de Rosary)


Lapak Pakaian Bekas Menjamur,Pembeli Menyerbu TPI Alok

$
0
0


MAUMERE – Ramainya pembeli yang mampir ke Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Alok Maumere saban hari dan meningkat drastis setiap hari Sabtu,Minggu dan hari libur lainnya membuat para penjual memanfaatkan kesmeoatan ini.

Penjual sayur dan beberapa penjual pakaian setiap hari memanfaatkan areal depan TPI Alo tepatnya di jalan Tongkol dengan memggelar dagangan aneka sayuran,bumbu dapur serta aneka pakaian.

Setap akhir pekan penjul sayuran dan perlengkapan dapur serta pakaian bekas atau biasa dinamakan Rombengan atau RB semakin menjamur.Jika di hari biasa hanya 2 atau 3 penjual pakaian bekas,di hari Sabtu,Minggu atau hari libur berkisar antara 15 sampai 20 pedagang pakaian bekas.

“Saya lebih senang belanja pakaian bekas disini,selain lebih murah tempatnya juga tidak sumpek,” ujar Magdalena Deta.

Lena sapaan ibu 3 anak ini ditemui Cendana News,Minggu (7/8/2016) saat mengais pakaian bekas di deretan lapak dadakan di sebelah timur jalan masuk ke TPI Alok.

Lena mengaku lebih senang berbelanja pakaian bekas di tempat ini sebab selain lebih murah,juga tempatnya tidak pengap dan sumpek seperti di pasar Alok.Kalau di pasar Alok,tuturnya,lapak berada di dalam satu areal dan beratap seng dan dindingnya tertutup terpal.

“Disini kita bisa beli baju bekas dengan hanya 5 ribu rupiah saja.Modelnya juga masih bagus asal kita sabar mencarinya saja karena barangnya menumpuk sehingga perlu diaduk satu per satu,” ungkapnya.

Lena merasa terbantu sebab selain belanja ikan di TPI Alok,dirinya bisa membeli sayur dan juga sekalian membeli baju bekas bila ada uang lebih.Bila ada uang lebih dirinya mengatakan selalu mendatangi tempat ini membeli baju bekas buat dikenakan di rumah.

Abdul Kasim penjual pakaian bekas yang ditemui Cendana News saat ditanyai mengakui,setiap hari dirinya menggelar dagangan di pasar Alok dan setiap hari Minggu atau hari libur dirinya bersama beberapa teman lainnya menjual di TPI Alok.

“Kalau disini pembelinya lebih banyak,mungkin sehabis belanja ikan dan sayur mereka bisa sekalian belanja pakaian disini,” ungkapnya.

Kasim mengaku dalam dau hari berjualan setiap Sabtu dan Minggu dirinya bisa mengantongi keuntungan hingga 300 ribu rupiah.Jika sedang banyak pembeli,keuntungan yang didapat juga bisa dua kali lipat.

Dirinya mengaku senang berjualan di tempat ini meski hanya sehari atau dua hari saja namun pembelinya lebih banyak.Bukan saja kaum perempuan,pembeli yang datang pun banyak juga kaum lelaki dan anak-anak muda.


(Ebed de Rosary)

Refleksi Program Kerja Pemda Sikka 2016 Bagian Pertama

$
0
0
Pantai Kajuwulu yang jadi salah satu destinasi wisata di Sikka yang kurang digarap secara serius. Foto :: Ebed de Rosary


Fokus Pembangunan Tetap pada Tiga Program Unggulan

MAUMERE -  Untuk tahun 2016 APBD kabupaten Sikka sebesar1,1 triliun rupiah (Rp.1.119.370.000.000). yang terdiri dari PAD  98,85 miliar rupiah (Rp.98.858.138.792), Dana Perimbangan sebanyak 903,38 miliar rupiah (Rp. 903.387.713.442), Pendapatan Lain - Lain yang Sah sebesar 116,72 miliar rupiah (Rp. 116.724.143.766).

Untuk belanja dialokasikan sebesar 1,21 miliar rupiah  (Rp. 1.219.581.664.527) yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung 671.73 miliar rupiah (Rp. 671.739.054.009) dan  Belanja Langsung 547,8 miliar rupiah (Rp.547.842.610.518).

“Pelaksanaan program pembangunan selama tahun 2016 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Manengah Daerah kabupaten Sikka 2013 sampai 2018,” sebut Drs.Yoseph Ansar Rera.

Bupati Sikka perionde 2013 sampai 2018 ini saat konferensi pers kepada media, Sabtu (31/12/ 2016) mengatakan,untuk tahun 2016 pemerintah tetap melaksanakan program dan kegiatan yang terfokus pada program pembangunan daerah yang diarahkan untuk mencapai 7 program utama pembangunan daerah.

Kebijakan untuk pemanfaatan belanja tidak langsung kata Ansar, pemanfaatannya untuk masyarakat pada bantuan keuangan kepada pemerintahan desa melalui Alokasi Dana Desa kepada 147 desa dan membiayai 8 partai politik yang ada di wilayah kabupaten Sikka.

“Selain itu juga Belanja hibah dan Bantuan Sosial untuk pembangunan sarana dan prasarana ibadah seperti gereja, kapela, masjid atau mushola sebanyak 36 unit,” tuturnya.

Kebijakan pelaksanaan program dan kegiatan pada belanja langsung lanjut mantan Sekda Ende ini, lebih difokuskan pada 7 program perencanaan pembangunan daerah.

Pertama, kata Ansar, percepatan pembangunan perekonomian daerah berbasis sektor unggulan merupakan langkah strategis dalam upaya meningkatkan daya saing daerah secara umum dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ketiga sektor unggulan dimaksud adalah perkebunan, perikanan dan pariwisata. Sektor perkebunan lebih difokuskan pada pengelolaan pasca panen tanaman perkebunan dengan tetap memperhatikan peningkatan produksi dan produktifitas tanaman perkebunan melalui rehabilitasi dan pemeliharaan tanaman perkebunan.

“Sektor perikanan lebih difokuskan peningkatan produksi perikanan dan sumber daya laut lainnya serta membuka jaringan pemasarannya,” terangnya.

Sektor pariwisata urai Ansar, lebih difokuskan pada pengelolaan obyek-obyek wisata unggulan seperti wisata bahari, wisata budaya, wisata religi dan wisata alam. Pengadaan sarana dan prasarana pariwisata, antara lain pembangunan pagar, pusat informasi pariwisata, lopo dan rehab panggung di Pusat Jajanan dan Cenderamata Maumere serta rehap pagar wisata rohani patung Kristus Raja.

Untuk sektor perkebunan, sebutnya, digunakan untuk penngkatan produksi pertanian perkebunan, khususnya produksi mente, kakao dan kelapa dan untuk peningkatan produksi perikanan dan kelautan. 

“Untuk ketiga sekotro ini dialokasi anggaran sebesar 50,7 miliar rupiah (Rp50.703.249.407),” terangnya,

Program  kedua ungkap Ansar yakni pengembangan infrastruktur sosial dan ekonomi dimaksudkan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber daya ekonomi dan sosial yang tersedia, dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan hidup.

Ketersediaan infrastruktur lanjutnya lebih difokuskan pada wilayah-wilayah yang potensial khusus untuk tiga sektor ungulan relatif masih kurang sehingga menghambat proses produksi dan jaringan pemasaran untuk sektor perkebunan dan perikanan, serta menurunkan minat wisatawan untuk berkunjung ke obyek-obyek wisata yang menarik.

“Untuk pembangunan infrastruktur  ini  kami alokasikan dana sebesar 231 miliar rupiah untuk membangun jalan, jembatan, bendungan, jaringan irirgasi dan turap,” paparnya.

Dana sebesar 231 miliar rupiah (Rp. 231.267.829.92) digunakan untuk pekerjaan jalan sebanyak 34 titik, antara lain ruas jalan Wolowiro – Nuaria, Bola – Sikka, Habi – Nelle, Lambalena – Soko Ria, Tanangalu – Woloara dan Waigete – Galit.

Ada pula pembangunan jembatan 4 Unit yakni jembatan Soe Poa kecamatan Mego, jembatan Waiara kecamatan Mapitara, jembatan Watu Leke desa Masabewa kecamatan Paga dan jembatan Tuanggeo – Rokirole di kecamatan Palue.

Pembangunan daerah irigasi urai Ansar, berupa rehab bendungan 3 unit yakni bendungan Wairhewar, Ae Kana dan Henga. Juga dilakukan peningkatan 6 unit jaringan irigasi di Dagi Longga, Mase Kea, Tilang, Wodong, Wair Hewar dan Dage Naka. Juga dilanjutkan dengan pembangunan lima turap kali yakni di Wairklau, Nangalimang, Kaliwara, Natar Gete  dan turab Kali Nativitas Nangahure.

“Dana tersebut juga  untuk pembebasan tanah lingkar luar sepanjang 3 kilometer, serta dimanfaatkan untuk pembangunan jalan usaha tani,” jelasnya.

Selain itu papar mantan wakil bupati Sikka ini, juga dilakukan perbaikan jalan dalam kota Maumere, pembangunan Taman Kota dan Monumen Tsunami di usat perbelanjaan dan pertokoan Maumere, pembangunan Gedung Serba Guna di Jl Achmad Yani Maumere, pembangunan lanjutan Sikka Inovation Centre di Wairklau Maumere. (Bersambung)


(Ebed de Rosary)

Refleksi Program Kerja Pemda Sikka 2016

$
0
0
Areal persawahan di kecamatan Magepanda yang belum digarap maksimal Foto : Ebed de Rosary

(Bagian Pertama)

Fokus Pembangunan Tetap pada Tiga Program Unggulan

MAUMERE -  Untuk tahun 2016 APBD kabupaten Sikka sebesar1,1 triliun rupiah (Rp.1.119.370.000.000). yang terdiri dari PAD  98,85 miliar rupiah (Rp.98.858.138.792), Dana Perimbangan sebanyak 903,38 miliar rupiah (Rp. 903.387.713.442), Pendapatan Lain - Lain yang Sah sebesar 116,72 miliar rupiah (Rp. 116.724.143.766).

Untuk belanja dialokasikan sebesar 1,21 miliar rupiah  (Rp. 1.219.581.664.527) yang terdiri dari Belanja Tidak Langsung 671.73 miliar rupiah (Rp. 671.739.054.009) dan  Belanja Langsung 547,8 miliar rupiah (Rp.547.842.610.518).

“Pelaksanaan program pembangunan selama tahun 2016 mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Manengah Daerah kabupaten Sikka 2013 sampai 2018,” sebut Drs.Yoseph Ansar Rera.

Bupati Sikka perionde 2013 sampai 2018 ini saat konferensi pers kepada media, Sabtu (31/12/ 2016) mengatakan,untuk tahun 2016 pemerintah tetap melaksanakan program dan kegiatan yang terfokus pada program pembangunan daerah yang diarahkan untuk mencapai 7 program utama pembangunan daerah.

Kebijakan untuk pemanfaatan belanja tidak langsung kata Ansar, pemanfaatannya untuk masyarakat pada bantuan keuangan kepada pemerintahan desa melalui Alokasi Dana Desa kepada 147 desa dan membiayai 8 partai politik yang ada di wilayah kabupaten Sikka.

“Selain itu juga Belanja hibah dan Bantuan Sosial untuk pembangunan sarana dan prasarana ibadah seperti gereja, kapela, masjid atau mushola sebanyak 36 unit,” tuturnya.

Kebijakan pelaksanaan program dan kegiatan pada belanja langsung lanjut mantan Sekda Ende ini, lebih difokuskan pada 7 program perencanaan pembangunan daerah.

Pertama, kata Ansar, percepatan pembangunan perekonomian daerah berbasis sektor unggulan merupakan langkah strategis dalam upaya meningkatkan daya saing daerah secara umum dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Ketiga sektor unggulan dimaksud adalah perkebunan, perikanan dan pariwisata. Sektor perkebunan lebih difokuskan pada pengelolaan pasca panen tanaman perkebunan dengan tetap memperhatikan peningkatan produksi dan produktifitas tanaman perkebunan melalui rehabilitasi dan pemeliharaan tanaman perkebunan.

“Sektor perikanan lebih difokuskan peningkatan produksi perikanan dan sumber daya laut lainnya serta membuka jaringan pemasarannya,” terangnya.

Sektor pariwisata urai Ansar, lebih difokuskan pada pengelolaan obyek-obyek wisata unggulan seperti wisata bahari, wisata budaya, wisata religi dan wisata alam. Pengadaan sarana dan prasarana pariwisata, antara lain pembangunan pagar, pusat informasi pariwisata, lopo dan rehab panggung di Pusat Jajanan dan Cenderamata Maumere serta rehap pagar wisata rohani patung Kristus Raja.

Untuk sektor perkebunan, sebutnya, digunakan untuk penngkatan produksi pertanian perkebunan, khususnya produksi mente, kakao dan kelapa dan untuk peningkatan produksi perikanan dan kelautan. 

“Untuk ketiga sekotro ini dialokasi anggaran sebesar 50,7 miliar rupiah (Rp50.703.249.407),” terangnya,

Program  kedua ungkap Ansar yakni pengembangan infrastruktur sosial dan ekonomi dimaksudkan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber daya ekonomi dan sosial yang tersedia, dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan hidup.

Ketersediaan infrastruktur lanjutnya lebih difokuskan pada wilayah-wilayah yang potensial khusus untuk tiga sektor ungulan relatif masih kurang sehingga menghambat proses produksi dan jaringan pemasaran untuk sektor perkebunan dan perikanan, serta menurunkan minat wisatawan untuk berkunjung ke obyek-obyek wisata yang menarik.

“Untuk pembangunan infrastruktur  ini  kami alokasikan dana sebesar 231 miliar rupiah untuk membangun jalan, jembatan, bendungan, jaringan irirgasi dan turap,” paparnya.

Dana sebesar 231 miliar rupiah (Rp. 231.267.829.92) digunakan untuk pekerjaan jalan sebanyak 34 titik, antara lain ruas jalan Wolowiro – Nuaria, Bola – Sikka, Habi – Nelle, Lambalena – Soko Ria, Tanangalu – Woloara dan Waigete – Galit.

Ada pula pembangunan jembatan 4 Unit yakni jembatan Soe Poa kecamatan Mego, jembatan Waiara kecamatan Mapitara, jembatan Watu Leke desa Masabewa kecamatan Paga dan jembatan Tuanggeo – Rokirole di kecamatan Palue.

Pembangunan daerah irigasi urai Ansar, berupa rehab bendungan 3 unit yakni bendungan Wairhewar, Ae Kana dan Henga. Juga dilakukan peningkatan 6 unit jaringan irigasi di Dagi Longga, Mase Kea, Tilang, Wodong, Wair Hewar dan Dage Naka. Juga dilanjutkan dengan pembangunan lima turap kali yakni di Wairklau, Nangalimang, Kaliwara, Natar Gete  dan turab Kali Nativitas Nangahure.

“Dana tersebut juga  untuk pembebasan tanah lingkar luar sepanjang 3 kilometer, serta dimanfaatkan untuk pembangunan jalan usaha tani,” jelasnya.

Selain itu papar mantan wakil bupati Sikka ini, juga dilakukan perbaikan jalan dalam kota Maumere, pembangunan Taman Kota dan Monumen Tsunami di usat perbelanjaan dan pertokoan Maumere, pembangunan Gedung Serba Guna di Jl Achmad Yani Maumere, pembangunan lanjutan Sikka Inovation Centre di Wairklau Maumere. (Bersambung)


(Ebed de Rosary)

Magar, Ubi Beracun Pangan Alternatif Etnis Tana Ai Hindari Kelaparan

$
0
0
Magar,sejenis ubi beracun yang biasa dikonsumsi masyarakat Tana Ai saat terjadinya rawan pangan akibat kekringan berkepanjang dampak dari kemarau panjang. Foto : Ebed de Rosary

SIKKA – Kemarau panjang yang melanda wilayah Nusantara sejak bulan Juni hingga bulan Oktober 2017 saat ini menyebabkan berbagai wilayah mengalami kekeringan termasuk di kabupaten Sikka terutama wilayah bagian timur kabupaten Sikka di kecamatan Talibura dan Waiblama yang dihuni etnis Tana Ai.

Dampak kekeringan menyebabkan 16 kepala keluarga di desa Natarmage kecamatan Waiblama bahkan banyak warga Waiblama sudah sejak bulan Agustus 2017 mulai mengkonsumis ubi hutan beracun atau Magar bahasa Tana Ai sebagai pengganti beras dan jagung yang mulai menipis akibat tanaman perkebunan seperti kakao,mente dan kemiri yang mengalami gagal panen.

Magar sebenarnya ubi hutan, biasa disebut gadung (Dioscorea hispida Dennst.), termasuk suku gadung-gadungan atau Dioscoreaceae. Bentuk bulat lonjong, mirip sirsak berwarna coklat muda, dengan bintik-bintik pada umbi.

Di banyak hutan, tanaman ini mudah ditemukan, meski dengan nama berbeda-beda. Sejumlah nama lokal ubi hutan ini antara lain siaffa (Sinjai Sulsel), kolope (Bau-bau). Ada juga menyebut O Wikoro (Konawe Selatan), bitule (Gorontalo), gadu (Bima), iwi (Sumba), dan kapak (Sasak) (Lihat : http://www.mongabay.co.id/2015/05/09/ubi-hutan-ini-beracun-tetapi-banyak-manfaat/  )

Magar menjadi buah bibir dan pemberitaan hebat di NTT sejak mencuat berita adanya 16 kepala kelaurag mengkonsumsinya di desa Natarmage kecamatan Waiblama kabupaten Sikka sebab tanaman ini beracun sehingga jarang sekali dikonsumsi masyarakat dan saat diberitakan ada warga yang mengkonsumsinya seolah-olah telah terjadi kelaparan di daerah tersebut akibat kemarau panjang yang mengakibatkan kekeringan.

Warga desa Natarmage kecamatan Waiblama kabupaten Sikka sedang menggali Magar di kebun belakang rumah mereka. Foto : Ebed de Rosary

Bukan Budaya

Gubernur NTT Drs.Frans Lebu Raya saat ditanyai media Selasa (10/10) mengatakan mengkonsumsi ubi hutan beracun sudah menjadi budaya sebagian besar masyarakat NTT termasuk di kabupaten Sikka dan Nagekeo yang mengkonsumsi ubi hutan setahun sekali bukan karena rawan oangan.

 Ditambahkan Lebu Raya masyarakat di dua kabupaten ini memang memahami bahwa ubi hutan ini beracun namun mereka juga mengetahui cara mengolahnya sehingga aman untuk dikonsumsi dan tidak menimbulkan dampak terhadapa kesehatan atau mengakibatkan orang yang mengkonsumsinya meninggal dunia.

“Terkadang orang mendengar cerita ini lalu mulai berpikir masyarakat disana sudah kelaparan dan mau mati saja padahal itu kearifan lokal sama seperti orang di Lembata mengkonsumsi biji tanaman bakau,”pungkasnya.

Penasaran, Mongabay Indonesia turun ke desa Natarmage kecamatan Waiblama Kamis (12/10) guna menelusuri apakah benar mengkonsumsi Magar merupakan sebuah kearifan lokal masyarakat etnis Tana Ai di daerah tersebut.

Gabriel Manek Soge Tana Puan (Tuan Tanah atau kepala suku) yang ditemui menuturkan,banyak orang salah  mengartiikan kebiasaan masyarakat etnis Tana Ai mengkonsumsi Magar merupakan budaya, padahal makan Magar dilakukan disaat bahan pangan menipis dan menghindar dari bahaya kelaparan.

“Makan Magar bagi orang Tana Ai bukan budaya tapi kami makan Magar karena menghindari kelaparan akibat gagal panen yang disebabkan karena tanaman pertanian dan perkebunan diserang hama atau ada kemarau panjang dan lainnya,”ungkapnya.

Mengkonsumsi Magar sebut Gabriel,juga sebagai salah satu siasat yang sudah berlangsung turun temurun untuk mengakali agar bahan pangan seperti padi dan jagung masih cukup tersedia untuk bibit saat musim tanam berikutnya sebab cadangan untuk dikonsumsi sudah menipis sehingga perlu diselingi dengan mengkonsumsi bahan pangan lainnya seperti pisang dan Magar agar padi dan jagung bisa tersedia hingga musim panen tiba.

“Sejak nenek moyang, kami selalu makan Magar disaat bencana kelaparan melanda serta gagal panen sehingga sudah menjadi sebuah kebiasaan atau kearifan lokal saat cadangan pangan di lumbung menipis bahkan habis.Kami semua masyarakat disini mengkonsumsinya kecuali Sope (pembuat ritual adat) seprti saya dan Luka (orang yang membagi bibit padi dan jagung untuk ditanam),” tuturnya.

Gabriel Manek Soge,Tana Puan (kepala suku) Soge desa Natarmage kecamatan Waiblama kabupaten Sikka.Foto : Ebed de Rosary

Harus Ada Ritual

Kecamatan Waiblama terdiri atas 6 desa yakni Tuabao, Ilinmedo, Tanarawa, Natarmage, Pruda dan Werang dengan total jumlah penduduk menurut data bulan April 2017 sebanyak 8.247 orang dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.950 kepala keluarga dimana jumlah penduduk terbanyak terdapat di desa Pruda dengan jumlah penduduk 2.192 orang dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 546.

Sebagian besar penduduk kecamatan Waiblama atau sekitar 90 persen merupakan etnis Tana Ai yang terdiri atas suku Soge, Lewar, Mau, Dewa, Goban,Iri,Aur, Uran, Tukan dan Liwu yang menggunakan bahasa Tana Ai sementara untuk etnis Tana Ai di utara kecamatan Talibura menggunakan bahasa Muhang mirip bahasa Lamaholot,etnis di ujung timur pulau Flores.

Yosep Lisen Goban salah seorang tokoh adat di dusun Api Matan desa Natarmage saat ditemui Kamis (12/10) mengajak  Mongabay Indonesia ke kebun dibelakang rumahnya dan menggali satu pohon Magar yang baru berusia sekitar 4 bulan yang dengan mudah digali menggunakan Poron Waan (parang untuk membersihkan rumput).

Yosep menjelaskan,Magar atau ubi hutan beracun tersebiut tumbuh subur di kebun warga atau di hutan-hutan atau semak belukar yang ada di sekitar kampung Natarmage dan di hampir semua wilayah Waiblama sehingga mudah didapat dan dijadikan bahan makanan.

“Kami disini hanya 3 kepala keluarga saja yang menggali Magar dan mengolahnya namun kalau makan semua warga desa memakannya sebab untuk mengambilnya kami harus ada semacam ritual khusus dan mengolahnya juga tidak sembarangan,” tuturnya.

Saat pertama masuk ke hutan atau kebun dan hendak menggali Magar,dari rumah salah seorang tetua suku membawa sebuah telur ayam kampung dan sebelum masuk ke hutan telur ayam tersebut ditaruh di dalam sebuah bambu dan diletakan di pinggir jalan sambil memanjatkan permohonan,meminta restu kepada leluhur atau roh-roh halus (Nitung) agar bisa diperbolehkan menggali Magar.

Usai menggali dan kembali ke rumah,setiap orang yang menggalinya harus menyentuh telur tersebut baru boleh masuk ke dalam rumah dan juga saat Magar tersebut usai dijemur dan direndam ddan dikonsumsi disiapkan sebuah telur lagi sambil memohon agar Magar yang sudah dikonsumi bisa dimakan dna usai makan semua orang kembali merabah atau menyentuh telur tersebut dahulu baru masuk ke dalam rumah.

“Menurut kepercayaan masyarakat Tana Ai tanaman Magar tersebut merupakan milik Nitung (roh-roh halus) sehingga sebelum diambil harus meminta dahulu dan petugas yang menggalinya sebelum masuk rumah harus memegang telur tersebut untuk pendinginan.Magar juga tidak boleh ditaruh di dalm rumah tapi diletakan di Tedang atau balebale bambu dan memasak serta  mengkonsumsinya juga dilakukan di luar rumah,” jelas Yosep.

Menggali Magar dihentikan bila hendak masuk musim tanam sekitar bulan November atau Desember dan kembali dibuat ritual lagi dengan menyediakan sebuah telur ayam dan setelah memanjatkan doa serta ucapan syukur dari tetua adat,semua orang yang menggali Magar diberi kesempatan meraba telur ayam tersebut dan usai ritual tidak boleh lagi ada yang menggali Magar sampai ritual adat pesta panen usai digelar.

“Tapi usai ritual adat saat tanam berakhir kita bisa mengkonsumsi Magar yang sudah diproses dan disimpan di lumbung atau dapur tapi kalau menggalinya tidak boleh lagi.Jadi ada 3 ritual yaitu rabah pahit,rabah masak dan rabah tutup dengan wajib menyediakan minimal 3 telur ayam kampung,” paparnya.


Saat menggali Magar tutur Yosep,ada pantangan yakni tidak boleh ada suara ribut-ribut atau berteriak dan berbicara dengan suara keras,tidak boleh ada permusuhan,caci maki, saling marah saat menggali serta saat mengkonsumsi Magar sebab bila pantangan ini dilanggar maka meski sudah direndam berhari-hari dan dimasak atau diolah secara benar tapi tetap saja rasa Magarnya pahit.(Bersambung)

Magar yang sudah diiris dan dijemur di pelepah pohon pinang sebelum direndam di air kali dan dimasak untuk dikonsumsi masyarakat desa Natarmage kecamatan Waiblama kabupaten Sikka. Foto : Ebed de Rosary
Penulis : Ebed de Rosary
Wartawan : Cendananews.com - CDN dan Mongabay Indonesia ( www.mongabay.co.id ) 

Meski Beracun,Konsumsi Magar Tidak Bermasalah bila Diolah Secara Benar

$
0
0
Warga dusun Air Matan sedang menunjukan Magar yang barus selesai digali dan hendak diproses untuk dikonsumsi sebagai bahan makanan pengganti nasi.Foto : Ebed de Rosary

(Bagian Kedua)

SIKKA – Ubi hutan beracun atau Magar dalam bahsa Tana Ai yang dikonsumsi untuk menghindari kelaparan sat rawan pangan melanda merupakan pangan lokal alternatif yang bukan saja dikonsumsi masyarakat Tana Ai tapi juga sebagian masyarakat kabupaten Sikka Flores Timur,Nagekeo dan lainnya di pulau Flores bahkan wilayah lainnya di NTT.

Peneliti gizi dari Politekes Mamuju, Sulawesi Barat, Nurbaya menjelaskan, dibanding beras atau singkong,  nilai gizi ubi hutan sebenarnya lebih rendah tetapi kandungan serat dan kalsium tinggi. Total energi sikapa 100 Kal, karbohidrat 23,5 gr, protein 0.9 gr dan lemak 0,3 gr.

Kandungan energi memang sedikit, lebih rendah dibandingkan singkong. Namun kandungan serat jauh lebih tinggi 2,1 gr, dibandingkan singkong hanya 0,9 dan  beras 0,2. Kandungan serat tinggi inilah yang memperlambat penyerapan gula dalam darah. Sangat baik untuk penderita diabetes mellitus.

Sikapa bahasa Sulwesi atau Magar bahasa Tana Ai juga mengandung kalsium sangat tinggi yaitu 79 mg. Kalsium ini untuk kesehatan tulang dan gigi terutama pada masa pertumbuhan dan pangan lokal  ini seharusnya dilestarikan,tak hanya karena kandungan gizi baik juga salah satu diversifikasi pangan.

“Pandangan masyarakat sebaiknya mulai diubah, sumber karbohidrat makanan pokok tidak mesti beras. Masyarakat dapat memanfaatkan pangan lokal lain yang kaya karbohidrat seperti ubi hutan,namun menjadi kendala besar mempromosikannya sebagai sumber pangan karena beracun sebab engolahan  harus berhati-hati dan perlu waktu lama,” tegasnya. (Lihat : http://www.mongabay.co.id/2015/05/09/ubi-hutan-ini-beracun-tetapi-banyak-manfaat/ )

Magar yuang sudah diiris dan dikeringkan dan diletakan di dalam Kata (anyaman dari daun kelapa) sebelum direndam di kali ataukah di laut sebelum dimasak dan dikonsumsi.Foto : Ebed de Rosary

Rendam di Air Mengalir

Romana Kaha warga dusun Api Matan desa Natarmage kecamatan Waiblama yang ditemui Mongabay Indonesia Kamis (12/10) di rumahnya menjelaskan,setelah digali Magar dikupas kulitnya dan diiris menggunakan sebuah alat yang biasa dinamakan Blewang,sebuah alat pengiris menggunakan pisau yang dipasang di kayu guna mengiris Magar agar ketebalannya sama.

Usai diiris di kebun,Magar dimasukan ke dalam Kata (semacam karung yang dianyam dari daun kelapa) lalu dibawah ke rumah dan diletakan di Tedang (bale-bale bambu) dan dijemur di bawah terik matahari selama minmal 3 hari lalu direndam di air kali selama sehari.

“Satu jam sekali, Kata berisi Magar diangkat sambil digoyang-goyang berkali-kali agar airnya tiris lalu Magar tersebut di balik dan direndam kembali dari sore hingga keesokan harinya lalu dibawa pulang untuk dimasak.Kalau direndam di air laut cuma butuh waktu 3 jam saja,” sebut Romana.

Mengolah Magar untuk dikonsumsi lanjut Romana dilakukan dengan cara dibakar di dalam bambu (Tu’i) atau dikukus dan setelah matang dicampur dengan parutan kelapa dan dikonsumsi oleh seluruh anggota keluarga termasuk anak-anak dan ada yang disimpan di dalam lumbung atau dapur,tidak boleh ditaruh di dalam rumah.

“Saat dijemur tidak boleh terkena air hujan sebab Magar akan berwana hitam dan tidak bisa dikonsumsi karena rasanya pahit dan mengandung racun.Ini yang membuat di dusun kami hanya tiga keluarga saja yang mengolahnya sementara semuanya ikut mengkonsumsinya,” tuturnya.

Romana berkisah,makan Magar baru dilakukan lagi oleh warga Waiblama termasuk di desa Natarmage sebab bahan pangan seperti padi dan jagung mulai menipis dan kebiasaan makan Magar terakhir dilakukan sekitar 5 dan 10 tahun lalu dan sebelumnya terjadi saat jaman perang kemerdekaan serta kekeringan tahun 1979 dan bencana gempa bumi dan tsunami tahun 1992.

Romana Kaha (kanan) menunjukan tumpukan Magar yang sudah dikeringkan dan akan direndam di air kali sebelum dimasak dan dikonsumsi bersama sebagai pengganti nasi.Foto : Ebed de Rosary

Gagal Panen

Gabriel Manek Soge,Tana Puan (ketua adat atau kepala suku) suku Soge kepada Mongabay Indonesia mengatakan,hasil panen padi dan jagung setiap tahun selalu mengalami penurunan dimana musim panen tahun 2017 lalu dirinya hanya mendapatkan 50 kilogram padi ladang (sekarung) dan jagung saja dari sebelumnya sebanyak 5 karung dan 3 karung.

Gabriel jelaskan,tanaman padi dan jagung ditanam di lahan kebun seluas 3 hekatr yang terbagi atas 2 bidang tanah yang didalamnya juga telah tumbuh tanaman kakao,kemiri,kelapa dan mente yang sudah berbuah.

“Kalau dulu sebelum kami tanam mente dan lainnya kami hanya tanam padi dan jagung saja hasilnya sangat melimpah bahkan tidak habis dikonsumsi hingga masa panen tahun berikutnya,”ungkapnya.

Bila tidak terjadi rawan pangan jelas Gabriel.Magar yang tumbuh di dalam kebun akan dicabut dan dibuang karena akan menggangu tanaman padi dan jagung sebab sangat cepat berkembang biak.Warga tidak mengkonsumsinya sebab masih banyak bahan pangan di lumbung (Orin Nalu atau tempat menaruh padi dan jagung).

Rafael Raga,SP ketua DPRD Sikka yeng berpendidikan sarjana pertanian dan sebelumnya bergerak di LSM pertanian dan mendampingi masyarakat Waibla menyebutkan,dulunya masyarakat Tana Air termasuk daerah Waiblama merupakan lumbung padi dan jagung dan hasil panen selalu melimpah.

Hasil panen lanjut putra Tana Ai ini,mulai berkurang saat masyarakat mulai menanam tanaman perkebunan seperti kelapa,kakao dan mente sejak awal tahun 80-an hingga 90-an di dalam lahan kebun yang selama ini khusus ditanami padi ladang dan jagung.

“Dengan pola penanaman seperti ini maka otomatis padi dan jagung tidak menghasilkan apalgi mente yang terkenal sebagai tanaman yang bisa mematikan tanaman lainnya akibat rakus mengkonsumsi unsure makanan,” tuturnya.

Pola tanam seperti ini kata Rafael dirasakan saat ini dimana ketika tanaman perkebunan seperti mente,kakao dan kemiri hasilnya tidak produktif akibat kemarau panjang yang mengakibatkan kekeringan maka warga tidak memiliki cadangan bahan pangan dan memilih alternatif mengkonsumsi Magar sebab hasil perkebunan yang selama ini dipanen dan dijual untuk membeli beras menurun drastis.


“Ketika gagal panen akibat kekeringan panjang maka masyarakat tidak memiliki cadangan pangan lain selain padi dan jagung dan memilih mengkonsumsi Magar yang memang selama ini juga selalu dikonsumsi orang Tana Ai,” pungkasnya. (Selesai)

Magar yang sudah dimasak dan dicampur dengan parutan kelapa dan siap dikonsumsi sambil minum kopi atau the. Foto : Ebed de Rosary

Penulis : Ebed de Rosary
Wartawan CDN Cendananews.com dan Mongabay Indonesia ( www.mongabay.co.id )

Adat Budaya Lokal Bisa Mendunia Asal Kita Sendiri Menghargainya

$
0
0
Anak-anak muda yang hadir dalam seminar dan pentas budaya, Kaum Muda dan Identitas Budaya di biara Scalabrinian Maumere. Foto : Ebed de Rosary

MAUMERE – Adat dan budaya lokal yang tumbuh dan berkembang sejak dahulu di seantero Nusantara menjadi sebuah aset, sebuah kekayaan yang bisa diperkenalkan kepada seluruh dunia asal kita sendiri menghargai budaya kita, mencintai budaya kita.

Identitas budaya kita harus dijaga dan disesuaikan dengan perkembangan jaman, menjadi budaya yang lebih maju sehingga orang lain akan melihat kita dari apa yang kita sampaikan.

“Kalau kita menjaga identitas budaya kita maka orang lain akan menganggap kita, tidak akan meremehkan kita. Tapi bila kita sendiri tidak menghargai produk budaya kita maka orang lain akan meremehkan kita,” ungkap Dr.Andreas Hugo Pareira, anggota DPR RI.

Dalam materinya, Globalisasi dan Budaya, Peluang dan Tantangan dalam acara Seminar dan Pentas Budaya,Kaum Muda dan Identitas Budaya yang digelar di biara Scalabrinian Maumere, Sabtu (18/11/2017) malam,Andreas bersemangat bicara soal apa yang harus dilakukan kaum muda untuk menjaga identitas budaya.

Identitas budaya harus dijaga sebutnya sebab kita memiliki produk-produk budaya yang bisa menjadi kelas dunia kalau kita sendiri menghargai budaya kita, identitas yang kita miliki. Kita mempunyai kesempatan yang sama dengan seluruh warga dunia untuk memperkenalkan budaya kita melalui alat yang dinamakan teknologi informasi.

“Manusia dengan akal dan budinya menghasilkan budaya dari kehidupannya dimana saat ini cepatnya perkembangan teknologi informasi dengan hadirnya telepon genggam pintar,handphone smartphone membuat manusia bisa mendapatkan informasi dengan cepat dan menyebarkan informasi dengan cepat,” tuturnya.

Harus Berdampak Positif

Handphone yang merupakan produk budaya manusia sudah begitu melekat dengan manusia dan smartphone ini menjadi bagian dari hidup segenap insan manusia serta dapat member pengaruh kepada orang lain dan pribadi kita.

Andreas menegaskan, teknologi informasi membawa pengaruh kepada perilaku kita, makanan, keyakinan, iman seseorang, ritual, adat istiadat dan juga bahasa serta identitas budaya seseorang dengan begitu cepat.

“Gara-gara menonton sinetron Korea orang mulai merubah penampilan seperti artis Korea, makan pun makanan Korea. Teknologi informasi bisa merubah perilaku seseorang begitu kuat sehingga budaya lokal bisa tergerus,” terangnya.

Teknologi informasi lanjut putra Sikka ini,membuat orang bisa berbagi semua hal mulai dari  musik, adat istiadat, keyakinan dan hal-hal lain yang merupakan produk manusia yang disebut budaya dan membentuk budaya baru

Orang semakin mudah terpengaruh dan melepas identitasnya sebut Andreas,lalu mencari identitas baru karena yang banyak muncul di halaman-halaman media sosial adalah produk budaya luar yang begitu masif  dan mempengaruhi pribadi seseorang.

“Setiap orang ingin menampilkan budayanya, hal yang diyakini sebagai identitasnya di halaman depan media-media sosial agar orang bisa menghargai dan terpengaruh.Ketahanan terhadap pengaruh ini harus dibentuk agar dampak positif yang dihasilkan dan diterima bukan menelan mentah-mentah hal-hal negatif dan menajdikannya sebuah kebenaran,” tuturnya,

Lagu Gemu Fa Mi Re tutur Anderas, berasal dari Maumere dan di You Tube sudah 11 juta orang yang melihat lagu ini. Bahkan tariannya ditarikan oleh presiden sampai anak kecil.Jadi ini produk identitas yang berasal dari kampung kecil dan mendunia berkat alat teknologi informasi.

Gemu Fa Mi Re tandasnya, menjadi satu produk budaya, trend musik Indonesia dan dunai sebab ada kekhasan yang dimiliki yang ditampilkan oleh pencipta lagu ini. Jadi identitas yang kita miliki bisa menjual dan mempengaruhi orang lain

“Semakin banyak orang yang mengenal produk budaya kita maka orang akan berbondong-bondong datang mencari produk budaya kita. Tugas kita menjaga dan melestarikan adat budaya kita dan dikemas dengan menarik agar bisa mendapat apresiasi dari orang lain dan bisa laku dijual,” ungkapnya.

Anggota DPR RI Dr.Andreas Hugo Pareira saat berbicara dalam seminar budaya di biara Scalabrinian Maumere. Foto : Ebed de Rosar
Peran Generasi Muda

Hironimus Dama selaku ketua panitia menekankan pentingnya menjaga identitas adat dan budaya lokal kita masing-masing dimana di tengah perkembangan jaman budaya lokal mulai tergerus dan luntur serta mulai dilupakan oleh generasi muda.

Berangkat dari kegelisahan ini kata Hiro sapaannya, pihaknya dari komunitas anak muda Sclabrinian mencoba membuat seminar dan pentas budaya dengan menghadirkan berbagai elemen anak muda di kabupaten Sikka guna berbicara tentang identitas budaya bukan budaya identitas.

“Budaya merupakan identitas sebab setiap kita lahir dari sebuah komunitas budaya sehingga kami berpikir betapa pentingnya kita mengangkat budaya-budaya lokal.Bicara budaya sebagai identitas bangsa secara tidak langsung bicara tentang pluralism, Bhineka Tunggal Ika atau NKRI,” tegasnya.

Hiro menambahkan, generasi muda menjadi agen perubahan sehingga menanamkan kecintaan pada diri generasi muda akan adat dan budaya lokal harus mukai dibangun dan digalakan. Semakin banyak anak muda yang terlibat, kecintaan pada budaya lokal semakin besar dan virus ini dengan mudah dan cepat ditularkan generasi muda.

Pater Rofinus Sumanto dari biara Scalabrinian mengaku kagum dengan banyaknya anak muda yang hadir dalam kegiatan ini yang menandakan ada kepedulian di kalangan anak muda, ada ketertarikan dengan budaya.

Sementara lurah Nangalimang Maria Getrudis Alestri Sute juga mengakui, peran kaum muda dalam mempromosikan budaya lokal begitu penting.banyak anak muda yang mulai membentuk kelompok music lokal dan pentas di berbagai kegiatan bukann hanya di Sikka saja tapi di daerah lain bahkan ke luar negeri.

Anak muda di Sikka sebut Maria, mulai memiliki kemauan untuk begelut dalam adat dan budaya sebab mereka menganggap dengan membanjirnya wisatawan produk adat budaya lokal bisa dijual dan menghasilkan uang.


“Energi anak muda memang luar biasa dan mereka harus diarahkan, terus didampingi agar mereka bisa menjadikan produk budaya lokal mendunia. Kecintaan terhadap adat dan budaya lokal mulai tumbuh di kalangan anak muda dan ini sebuah nilai positif asal mereka diberi ruang berkreasi tanpa keluar dari nilai-nilai adat dan budaya,” terangnya.

Bukan Terpengaruh Budaya Luar Tapi Tidak Miliki Keinginan Cintai Budaya Sendiri

$
0
0
Pembicara dalam seminar budaya, Kaum Muda dan Identitas Budaya di aula biara Scalabrinian Maumere, (kiri ke kanan) Heribertus Adjo, Pater Inocensius Guntus,Sc, moderator dan Dr.Andreas Hugo Pareira. Foto : Ebed de Rosary
MAUMERE – Orang sering menyalahkan masuknya budaya asing dan ikut mempengaruhi budaya lokal bahkan mengancam kelestarian budaya lokal padahal bila setiap orang mencintai budayanya sendiri maka ini dapat menjadi benteng yang kokoh membendung masuknya nilai-nilai negative dari luar.

Kegelisahan akan masuknya budaya asing mendapat tempatnya saat digelarnya Seminar dan Pentas Budaya, Kaum Muda dan Identitas Budaya Sabtu (18/11/2017) malam di biara Scalabrinian yang dihadiri sekitar 300 anak muda dari berbagai etnis dan kelompok yang berdiam di kabupaten Sikka.

“Ketakutan saya bukan karena terpengaruh budaya lain tapi kita tidak memiliki keinginan melestarikan budaya kita sendiri. Budaya itu warisan sosial yang mesti dipelajari,” sebut Pater Ansensius Guntur,Sc selaku salah satu pembicara.

Membahas persoalan Keterlibatan Anak Muda dalam Pelestarian Budaya, pater Yance sapaannya menekankan keterlibatan anak muda sangat penting dalam melestarikan budaya sehingga perlu terus didorong.

Pater asal manggarai ini menekankan,bila anak muda terlibat mempromosikan budaya maka dirinya yakin anak muda bisa membuat budaya lokal bisa dikenal dunia.Anak muda memiliki semangat yang luar biasa, memiliki energy lebih untuk berkarya.

“Saya yakin anak muda mampu berperan sebagai penerus budaya, anak muda sangat kreatif dan memiliki inovasi untuk membuat sebuha warisan budaya bisa dinikmati orang lain di luar komunitas budaya mereka,” tuturnya.

Pater Inocensius Guntur,Sc dari biara Scalabrinian Maumere saat membawakan meteri berjudul Keterlibatan Anak Muda dalam Pelestarian Budaya. Foto : Ebed de Rosary
Memperkuat Keyakinan Budaya

Ketakutan tergerusnya budaya lokal di era modernisasi dan globalisasi dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat, mau tidak mau harus dilalui dan disikapi dengan sebuah pemikiran positif.

Dalam keseharian, setiap orang sering latah dan terkecoh bahkan ikut meniru mentah-mentah budaya luar yang masuk dan mengaplikasikan dalam kehidupan keseharian agar tidak dicap tradisional, kampungan,kuno atau dikatakan tidak gaul.

“Keresahan bukan akibat datangnya budaya dari luar tapi kita harus membentengi diri kita, meningkatkan kualitas diri serta memahami makna dan gaya hidup yang sesuai dengan diri kita,” ungkap Heribertus Adjo.

Pegiat pariwisata di Sikka ini tegas meminta agar generasi muda mulai memperkuat jati diri dan mempererat keyakinan bahwa budaya yang diwariskan leluhur kita baik adanya.

Hery mencontohkan,pemberian Belis atau Mahar dalam perkawinan dari seorang lelaki kepada perempuan dimana menurutnya Belis merupakan penghargaan yang diberikan kepada perempuan.Ada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya namun saat ini orang hanya menyamakan Belis dengan uang.

“Berapa harga seekor kuda, sapi dan kerbau serta barang lainnya yang semuanya dilihat nilai uangnya.Orang kini tidak lagi melihat Belis sebagai sebuah bentuk pengharagaan laki-laki kepada perempuan bukan sebaliknya harga seorang perempuan yang disamakan dengan uang,” ungkapnya.

Pater Rofinus Sumanto,Sc menambahkan, dirinya pun saat bertugas ke beberapa negara di Asia, Eropa bahkan Afrika, ada kecenderungan dalam dirinya untuk melupakan budayanya sendiri.Ada krisis identitas budaya dan ini yang membuatnya memperkuat dan menata budaya lokalnya.


Kaum buruh migran kata Pater Rofinus sangat rentan terkontaminasi budaya luar, budaya di negara tempatnya mengadu nasib.Para buruh migran ini selalu dimintanya untuk mencintai budaya sendiri, mencintai modernisasi dengan tidak melupakan budaya lokalnya.

Joseph Nae Soi : Pemimpin Harus Miliki Kecerdasan Otak dan Fisik Yang Kuat

$
0
0
Joseph Nae Soi, calon wakil gubernur dari paket Victory Joss saat berkampanye di Waigete.
MAUMERE – Untuk menjadi pemimpin di NTT calon pemimpin harus memiliki kecerdasan otak dan juga kekuatan fisik sebab pemimpin harus membuat terobosan dengan pikiran-pikiran brilian memajukan provinsi NTT serta harus turun ke masyarakat sehingga perlu fisik yang kuat dan tidak sakit-sakitan.

“Pemimpin harus memiliki kecerdasan otak,fisik yang kuat serta jejaring yang sangat luas baik di Indonesia maupun di luar negeri agar bisa dipergunakan untuk membangun provinsi NTT,” sebut Joseph Nae Soi, Kamis (22/2/2018).

Dikatakan Nae Soi, kekayaan alam yang ada di NTT bila paket Victory Joss terpilih maka akan dikelola dengan adil dan untuk kesejahteraan masyarakat. Dirinya bersama Vicktor Laiskodat akan menolak ijin pertambangan sebab keduanya ingin membangun tanpa merusak lingkungan.

“Vicktor dan Joseph akan menolak ijin usaha pertambangan dan 359 IUP yang telah dikeluarkan akan dievaluasi kembali.Pembangunan di sektor pariwisata harus ditingkatkan sebab NTT memiliki kekayaan alam yang luar biasa indah serta kekayaan budaya seperti kain tenun,” sebutnya.

Paket Victory Joss juga akan ,enjadi penjala, membangun JALA,Jalan Listrik dan Air.Pakt kami akan memperbaiki jalan provinsi yang mana dari ruas jalan sepanjang 2.800 kilometer, jumlah ruas jalan yang rusak sepanjang 1.180 kilometer, Pihaknya akan meminjam uang sebesar Rp.5 Triliun dari pihak lain dan dalam 3 tahun pembangunan semua ruas jalan akan tuntas.

“Kami akan meminjam dana dari pihak ketiga dan pembayarannya akan dicicil dan ini lebih efektif sebab kalau mengandalkan dana APBD maka tidak akan tercapai karena anggarannya sangat minim. Uang yang dipinjam dipakai bangun jalan dan setiap tahun pinjamannya akan dicicil,” tuturnya.

Masyarakat yang menghadiri kampanye paket Victory Joss di Waigete.
Sementara untuk air bersih kata Nae Soi,dirinya bersama Vicktor akan membeli mesin dari luar negeri yang akan mengubah air laut menjadi air tawar serta air dari embung atau kolam menjadi air yang langsung bisa diminum dari keran.Harga mesin tersebut pun hanya 80 juta rupiah sehingga untuk smeua desa di NTT cuma butuh Rp.40 Miliar.

“Untuk listrik kami akan kerja sama dengan investor dimana mereka akan bangun jaringan listrik dengan memanfaatkan potensi gas dan lainnya sehingga listrik tersebut bisa dijual juga kepada PLN.Kami sudah ada pembicaraan dengan sejumlah investor dan mereka juga tertarik,” ungkapnya.

Paket Victory Joss juga kata Nae Soi akan menirim setiap tahun 2 ribu mahasiswa untuk belajar ke luar negeri sesuai keahlian yang sangat dibutuhkan di masyarakat seperti ahli kuliner,garam dan lainnya.Dana beasiswa tersebut bukan berasal dari APBD sebab kami akan bekerja sama dnegan lembaga pendidikan di luar negeri,memanfaatkan jaringan kami.

“Kami tidak akan minta komisi dari para kontraktor tapi kami akan minta mereka agar keuntungan yang diperoleh bisa dipakai untuk membiayai beasiswa anak-anak NTT agar bisa melanjutkan sekolah,” bebernya.

Paket Victory Joss juga akan menekan korupsi dengan cara memperbaiki birokrasi, menata ASN. Kami akan tempatkan setiap pejabat sesuai kemampuan dan kapasitaa mereka.Akan ada tes dan memenuhi kompetensi baru orang tersebut bisa menempati jabatannya.

Kristo Blasin Sebut Victory Joss Tidak Miliki Bakat Korupsi

$
0
0
Bapak Joseph Nae Soi bersama tim saat sapaan adat dan Huler Wair di Waigete sebelum melaksanakan kampanye paket Victory Joss.

MAUMERE -  Mantan pengurus DPD PDIP NTT dan wakil ketua DPRD NTT dari fraksi PDIP Drs.Kristo Blasin meminta warga masyarakat kabupaten Sikka khususnya warga kecamatan Waigete, Mapitara dan sekitarnya untuk memberikan suaranya tanggal 27 Juni 2018 kepada paket Victory Joss dalam Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur NTT.

“Pak Vicktor Lasikodat dan Pak Joseph Nae Soi merupakan figur pemimpin yang tidak memiliki bakat korupsi karena keduanya sudah hidup mapan. Provinsi NTT perlu figur pemimpin seperti keduanya,” sebut Kristo Kamis (22/2/2018).

Dikatakan Kristo, pemimpin seperti Vicktor dan Joseph  sungguh-sungguh ingin bekerja membangun NTT.Keduanya melepas jabatan di pusat baik sebagai anggota DPR RI maupun Staf ahli Menkum HAM dan Dubes Brasil hanya untuk kembali menjadi pemimpin di NTT.

“Bila kita ingin NTT ini ke depannya lebih maju maka kita harus memilih pemimpin seperti keduanya sebab jarang sekali ada orang NTT yang sudah hidup mapan di Jakarta dan memilih kembali mengabdi dan membangun NTT,” tuturnya.

Sementara itu Melki Lakalena, ketua DPD I Partai Golkar NTT dalam kampanye di samping pasar Waigete tersebut mengatakan,pak Vicktor dan Joseph saat duduk sebagai anggota DPR RI sudah memperjuangkan anggaran untuk membangun NTT termasuk berjuang membangun jalan lintas utara Flores saat itu.

“Keduanya pun memiliki jaringan yang kuta di pusat baik di DPR maupun di pemerintah dan juga di kalangan pengusaha sehingga bisa memperjuangkan dana yang akan dipergunakan membangun NTT,” sebutnya.

Kristo Blasin saat berkampanye bersama paket Victory Joss di kecamatan Waigete.

Paket Victory Joss juga tambah Melki sudah selesai dengan diri mereka karena sudah hidup mapan sehingga keduanya tidak perlu korupsi lagi.Mereka merantau dan hidup susah di Jakarta. Namun keduanya bekerja keras hingga bisa menjadi orang yang sukses dan membuat bangga masyarakat NTT.

Dalam kampanye yang dihadiri sekitar 700 warga masyarakat dari kecamatan Waigete, Mapitara dan sekitarnya tersebut, sekertaris Tim Pemenangan paket Victory Joss Honing Sani meminta para penjual jagung muda merebus jagung yang sedang dijual.


Jagung-jagung tersebut pun dibagikan kepada segenap masyarakat yang hadir untuk dimakan bersama termasuk dikonsumsi oleh bapak Joseh Nae Soi selaku calon wakil gubernur NTT dan tim kampanya paket Victory Joss.

World Cleanup Day,Tiga Ribu Orang Bersihkan Sampah di Maumere.Apakah Efektif

$
0
0
Pelajar SMPK Frateran Maumere kabupaten Sikka,NTT bersama sampah-sampah yang dipungut saat kegiatan World CleanUp Day.Foto Ebed de Rosary


Ada yang berbeda selama hari Jumat (14/9/2018) dan Sabtu (15/9/2018) di kota Maumere, ibukota kabupaten Sikka. Beberapa sudut jalan di kota Maumere tampak warga, pelajar SMP dan SMA berjalan bergerombol memungut sampah di sepanjang jalan.

“Memperingati hari World  CleanUp Day tanggal 15 September,kami menginisiasi warga kota Maumere dan pelajar untuk bersama membersihkan sampah,” sebut Wenefrida Efodia Susilowati, Direktur Bank Sampah Flores, , Sabtu (15/9/2018).

Hari pertama aksi bersih-bersih digelar di kecamatan Kewapate, kota Maumere melibatkan pelajar dan warga masyarakat sebanyak 600 orang pukul 06.00 WITA. Pukul 09.00 WITA Lanjut ke SMAK Frateran Maumere diikuti 800 siswa.

Hari kedua aksi bersih-bersih berlangsung di jalan El Tari, pusat kota Maumere melibatkan pelajar dua sekolah. SMPK Frateran Maumere sebanyak 1.152  siswa dan SMAK John Paul II Maumere berjumlah 700 orang.

“Kami targetkan diikuti 5 ribu orang tapi ternyata hanya 3.252 orang saja. Tapi minimal dengan aksi ini bisa menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,” sebut Susi sapaannya.

Batasi Penggunaan Plastik

Aksi bersih sampah hari kedua diawali dengan berkumpul dan berdoa bersama di halaman SMPK Frateran Maumere.Semua pelajar dan guru menggunakan seragam olahraga.

Sebelum aksi, ibu Susi menjelaskan soal sampah.Dimulai dari jenis-jenis sampah, dampak sampah bagi lingkungan serta bagaimana cara mengatasi sampah.

Pertanyaan menggunakan rumus 5W dan 1H diajukan Susi.Apa itu sampah,kenapa harus membuang sampah pada tempatnya,siapa yang harus melakukannya,kapan harus dilakukan,dimana sampah harus dibuang dan bagaimana cara mengolah sampah.

Juga dijelaskan konsep 4 R Replace ( Mengganti ), Reuse (Menngunakan  Kembali ),Reduce ( Mengurangi ) dan Reycle ( Mendaur Ulang ).

 “Setiap acara aksi bersih-bersih kami mulai dengan melakukan sosialisasi dan edukasi terlebih dahulu.Ini penting untuk menumbuhkan pemahaman dan kepedualian,” sebut Susi yang dijuluki Ratu Sampah.

Bupati Sikka terpilih Fransisko Roberto Diogo yang hadir bersama sang isteri mengaku senang diangkat menjadi bapak peduli lingkungan dalam kegiata  tersebut dan anak-anak sekolah diangkat menjadi anak angkat.

“Saya sadar hari ini saat ikut kegiatan ini dan bertekad agar ke depan akan fokus menjaga kewibawaan dan kehormatan segenap warga kabupaten Sikka melalui kebersihan,” ungkap Robi sapaannya.

Sampah sama dengan plastik kata Robi, dan kita akan menggunakan sampah plastik secara hati-hati.Tas-tas berbahan plastik pemerintah akan membuat kebijakan mengurangi pemakaiannya sebab kita semua harus menjaga bumi kita.

“Dengan anti plastik kita akan menyelamatkan dunia.Sampah plastik jangan tercecer agar tidak mencemari lingkungan,” ungkap bupati berusia 45 tahun ini.

Kepala sekolah SMPK Frateran Maumere Frater Herman Yosef,BHK mengaku senang sekolahnya dilibatkan.Ini penting sebutnya, agar sejak duduk di bangku sekolah kebersihan harus selalu ditanamkan.

Sekolahnya kata Frater Herman,selalu menjaga kebersihan lingkungan dengan menyediakan tempat-tempat sampah di depan kelas,halaman dan juga taman.

“Kelas yang tidak menjaga kebersihan dikenakan hukuman sehari melaksanakan kegiatan belajar mengajat tanpa menggunakan pendingin ruangan.Saat apel pagi pun kebiasaan buruk ini diumumkan,” ungkapnya.

Sekolah harus keras kata Frater Herman sebab mengharapkan masyarakat berubah sulit. Untuk itu tegasnya, para pelajar harus jadi panutan apalagi umur mereka masih muda dan menjadi generasi masa depan.

Pelajar SMPK Frateran Maumere kabupaten Sikka,NTT sedang  memungut sampah plastik di jalan Kimang Buleng saat kegiatan World CleanUp Day. Foto Ebed de Rosary

Belum Tumbuh Kesadaran

Keprihatian menggelar acara World CleanUp Day di Maumere menurut Susi sangat beralasan sebab kesadaran warga kota Maumere dan sekitarnya soal pentingnya membuang sampah pada tempatnya masih jauh dari harapan.

Bank Sampah Flores yang didirikan di hari Valentin (Valentine’s Day) 14 Februari 2014 oleh 12 orang dimana 6 orang pendirinya merupakan kaum difabel, selama 8 tahun berkiprah selalu memberikan edukasi.

“Lembaga ini telah banyak melakukan sosialisasi, edukasi dan mendaur ulang sampah bagi pelajar jenjang sekolah dasar hingga mahasiswa. Kami juga lakukan hal serupa kepada warga masyarakat melalui lembaga pemerintahan desa dan kelurahan,” tutur Fransiskus Saverinus,salah satu dari 12 pendiri Bank Sampah flores.

Lelaki disabilitas ini pun miris melihat kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya belum signifikan meski berbagai usaha telah dilakukan.Saver ,sapaannya katakan,walau berjalan tertatih lembaga ini tidak patah arang meski ditopang relawan dan tidak miliki dana.

Susi pun mengamini apa yang disampaikan Saver sebab menurutnya mengatasi permasalahan sampah di kota Maumere dan Flores bukan hanya ada di pundak Bank Sampah Flores.

Semua pihak dari masyarakat, agama, lembaga adat, sosial, pendidikan harus ikut berperan. Pemerintah tegasnya, harus berada di barisan terdepan dalam mengatasi permasalahan sampah.

“Peran pemerintah pun masih belum maksimal. Halaman kantor pemerintah pun masih banyak sampah bertebaran dan hampir tidak ada tempat sampah di lingkungan kantor,” sesal Susi.

Susi akui memang bersih-bersih dalam melibatkan banyak orang tidak terlalu efektif bila dilihat dari aksinya.Namun tambah dia, minimal pesan yang ingin disampaikan bisa tertanam di dalam pikiran dan ditindaklanjuti lewat perbuatan.

“Seper sepuluh saja yang menjalankan pesan yang kami sampaikan tentu sudah sangat bagus.Sulit memang merubah kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan namun kita tetap harus berusaha terus menerus,” tegas Susi.

Petugas Bank Sampah Flores dan para guru SMPK Frateran Maumere sedang mengumpulkan sampah-sampah yang dihasilkan dalam kegiatan World CleanUp Day di kota Maumere,kabupaten Sikka,NTT.Foto Ebed de Rosary

Fasilitas Minim

Sampah yang dikumpulkan dari kegiatan aksi bersih-bersih selama 30 menit cukup mencegangkan. Hari pertama terkumpul sekitar 80 karung sampah berukuran 25 kilogram yang dipenuhi sampah plastik berupa botol minuman dan kantong plastik.

Hari kedua aksi,jumlah yang terkumpul sekitar 100 karung sampah. Sampah-sampah yang dikumpulkan tersebut diletakan di dalam tempat sampah di lokasi sekolah untuk diambil petugas Dinas Lingkungan hidup (DLH) kabupaten Sikka.

Gatot  Muryanto, Kepala bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dinas Lingkungan Hidup kabupaten Sikka menyebutkan,j umlah sampah di kota Maumere meliputi kecamatan Alok,Alok Barat,Alok Timur dan Kewapante sebanyak 4.954,45 meter kubik.

Dalam  setahun sebut Gatot, mencapai angka 59.453,4 meter kubik dimana yang terangkut hanya 42.120 meter kubik dan tidak terangkut 17.333,4 meter kubik.Sampah-sampah ini diangkut dari 17 Tempat Pembuangan Sampah Container dan 64 bak sampah.

“Petugas kebersihan DLH kabupaten Sikka minim sekali. Penyapu jalan hanya 21 orang,petugas pengangkut sampah 40 orang sementara sopir mobil sampah sebanyak 6 orang saja,” sebut Gatot.

Kendaraan operasional pun tambah Gatot, minim dimana truk pengangkut sampah hanya 5 unit,amroll 2 unit, motor roda tiga 3 unit, kontainer 16 serta gerobak sampah 5 unit.

Inilah yang membuat tidak semua volume sampah setiap hari bisa terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Wairii desa Kolisia kecamatan Magepanda.


Sampah-sampah yang terkumpul di dalam karung plastik saat kegiatan World CleanUp Day diletakan di samping pos pengamanan SMAK Frateran Maumere untuk diserahkan kepada petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan hidup (DLH) Sikka.

Viewing all 339 articles
Browse latest View live