![]() |
Pelajar SMPK Frateran Maumere kabupaten Sikka,NTT bersama sampah-sampah yang dipungut saat kegiatan World CleanUp Day.Foto Ebed de Rosary |
Ada yang berbeda selama hari Jumat (14/9/2018) dan Sabtu (15/9/2018) di kota Maumere, ibukota kabupaten Sikka. Beberapa sudut jalan di kota Maumere tampak warga, pelajar SMP dan SMA berjalan bergerombol memungut sampah di sepanjang jalan.
“Memperingati hari World CleanUp Day tanggal 15 September,kami menginisiasi warga kota Maumere dan pelajar untuk bersama membersihkan sampah,” sebut Wenefrida Efodia Susilowati, Direktur Bank Sampah Flores, , Sabtu (15/9/2018).
Hari pertama aksi bersih-bersih digelar di kecamatan Kewapate, kota Maumere melibatkan pelajar dan warga masyarakat sebanyak 600 orang pukul 06.00 WITA. Pukul 09.00 WITA Lanjut ke SMAK Frateran Maumere diikuti 800 siswa.
Hari kedua aksi bersih-bersih berlangsung di jalan El Tari, pusat kota Maumere melibatkan pelajar dua sekolah. SMPK Frateran Maumere sebanyak 1.152 siswa dan SMAK John Paul II Maumere berjumlah 700 orang.
“Kami targetkan diikuti 5 ribu orang tapi ternyata hanya 3.252 orang saja. Tapi minimal dengan aksi ini bisa menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,” sebut Susi sapaannya.
Batasi Penggunaan Plastik
Aksi bersih sampah hari kedua diawali dengan berkumpul dan berdoa bersama di halaman SMPK Frateran Maumere.Semua pelajar dan guru menggunakan seragam olahraga.
Sebelum aksi, ibu Susi menjelaskan soal sampah.Dimulai dari jenis-jenis sampah, dampak sampah bagi lingkungan serta bagaimana cara mengatasi sampah.
Pertanyaan menggunakan rumus 5W dan 1H diajukan Susi.Apa itu sampah,kenapa harus membuang sampah pada tempatnya,siapa yang harus melakukannya,kapan harus dilakukan,dimana sampah harus dibuang dan bagaimana cara mengolah sampah.
Juga dijelaskan konsep 4 R Replace ( Mengganti ), Reuse (Menngunakan Kembali ),Reduce ( Mengurangi ) dan Reycle ( Mendaur Ulang ).
“Setiap acara aksi bersih-bersih kami mulai dengan melakukan sosialisasi dan edukasi terlebih dahulu.Ini penting untuk menumbuhkan pemahaman dan kepedualian,” sebut Susi yang dijuluki Ratu Sampah.
Bupati Sikka terpilih Fransisko Roberto Diogo yang hadir bersama sang isteri mengaku senang diangkat menjadi bapak peduli lingkungan dalam kegiata tersebut dan anak-anak sekolah diangkat menjadi anak angkat.
“Saya sadar hari ini saat ikut kegiatan ini dan bertekad agar ke depan akan fokus menjaga kewibawaan dan kehormatan segenap warga kabupaten Sikka melalui kebersihan,” ungkap Robi sapaannya.
Sampah sama dengan plastik kata Robi, dan kita akan menggunakan sampah plastik secara hati-hati.Tas-tas berbahan plastik pemerintah akan membuat kebijakan mengurangi pemakaiannya sebab kita semua harus menjaga bumi kita.
“Dengan anti plastik kita akan menyelamatkan dunia.Sampah plastik jangan tercecer agar tidak mencemari lingkungan,” ungkap bupati berusia 45 tahun ini.
Kepala sekolah SMPK Frateran Maumere Frater Herman Yosef,BHK mengaku senang sekolahnya dilibatkan.Ini penting sebutnya, agar sejak duduk di bangku sekolah kebersihan harus selalu ditanamkan.
Sekolahnya kata Frater Herman,selalu menjaga kebersihan lingkungan dengan menyediakan tempat-tempat sampah di depan kelas,halaman dan juga taman.
“Kelas yang tidak menjaga kebersihan dikenakan hukuman sehari melaksanakan kegiatan belajar mengajat tanpa menggunakan pendingin ruangan.Saat apel pagi pun kebiasaan buruk ini diumumkan,” ungkapnya.
Sekolah harus keras kata Frater Herman sebab mengharapkan masyarakat berubah sulit. Untuk itu tegasnya, para pelajar harus jadi panutan apalagi umur mereka masih muda dan menjadi generasi masa depan.
![]() |
Pelajar SMPK Frateran Maumere kabupaten Sikka,NTT sedang memungut sampah plastik di jalan Kimang Buleng saat kegiatan World CleanUp Day. Foto Ebed de Rosary |
Belum Tumbuh Kesadaran
Keprihatian menggelar acara World CleanUp Day di Maumere menurut Susi sangat beralasan sebab kesadaran warga kota Maumere dan sekitarnya soal pentingnya membuang sampah pada tempatnya masih jauh dari harapan.
Bank Sampah Flores yang didirikan di hari Valentin (Valentine’s Day) 14 Februari 2014 oleh 12 orang dimana 6 orang pendirinya merupakan kaum difabel, selama 8 tahun berkiprah selalu memberikan edukasi.
“Lembaga ini telah banyak melakukan sosialisasi, edukasi dan mendaur ulang sampah bagi pelajar jenjang sekolah dasar hingga mahasiswa. Kami juga lakukan hal serupa kepada warga masyarakat melalui lembaga pemerintahan desa dan kelurahan,” tutur Fransiskus Saverinus,salah satu dari 12 pendiri Bank Sampah flores.
Lelaki disabilitas ini pun miris melihat kesadaran masyarakat membuang sampah pada tempatnya belum signifikan meski berbagai usaha telah dilakukan.Saver ,sapaannya katakan,walau berjalan tertatih lembaga ini tidak patah arang meski ditopang relawan dan tidak miliki dana.
Susi pun mengamini apa yang disampaikan Saver sebab menurutnya mengatasi permasalahan sampah di kota Maumere dan Flores bukan hanya ada di pundak Bank Sampah Flores.
Semua pihak dari masyarakat, agama, lembaga adat, sosial, pendidikan harus ikut berperan. Pemerintah tegasnya, harus berada di barisan terdepan dalam mengatasi permasalahan sampah.
“Peran pemerintah pun masih belum maksimal. Halaman kantor pemerintah pun masih banyak sampah bertebaran dan hampir tidak ada tempat sampah di lingkungan kantor,” sesal Susi.
Susi akui memang bersih-bersih dalam melibatkan banyak orang tidak terlalu efektif bila dilihat dari aksinya.Namun tambah dia, minimal pesan yang ingin disampaikan bisa tertanam di dalam pikiran dan ditindaklanjuti lewat perbuatan.
“Seper sepuluh saja yang menjalankan pesan yang kami sampaikan tentu sudah sangat bagus.Sulit memang merubah kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan namun kita tetap harus berusaha terus menerus,” tegas Susi.
![]() |
Petugas Bank Sampah Flores dan para guru SMPK Frateran Maumere sedang mengumpulkan sampah-sampah yang dihasilkan dalam kegiatan World CleanUp Day di kota Maumere,kabupaten Sikka,NTT.Foto Ebed de Rosary |
Fasilitas Minim
Sampah yang dikumpulkan dari kegiatan aksi bersih-bersih selama 30 menit cukup mencegangkan. Hari pertama terkumpul sekitar 80 karung sampah berukuran 25 kilogram yang dipenuhi sampah plastik berupa botol minuman dan kantong plastik.
Hari kedua aksi,jumlah yang terkumpul sekitar 100 karung sampah. Sampah-sampah yang dikumpulkan tersebut diletakan di dalam tempat sampah di lokasi sekolah untuk diambil petugas Dinas Lingkungan hidup (DLH) kabupaten Sikka.
Gatot Muryanto, Kepala bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) dinas Lingkungan Hidup kabupaten Sikka menyebutkan,j umlah sampah di kota Maumere meliputi kecamatan Alok,Alok Barat,Alok Timur dan Kewapante sebanyak 4.954,45 meter kubik.
Dalam setahun sebut Gatot, mencapai angka 59.453,4 meter kubik dimana yang terangkut hanya 42.120 meter kubik dan tidak terangkut 17.333,4 meter kubik.Sampah-sampah ini diangkut dari 17 Tempat Pembuangan Sampah Container dan 64 bak sampah.
“Petugas kebersihan DLH kabupaten Sikka minim sekali. Penyapu jalan hanya 21 orang,petugas pengangkut sampah 40 orang sementara sopir mobil sampah sebanyak 6 orang saja,” sebut Gatot.
Kendaraan operasional pun tambah Gatot, minim dimana truk pengangkut sampah hanya 5 unit,amroll 2 unit, motor roda tiga 3 unit, kontainer 16 serta gerobak sampah 5 unit.
Inilah yang membuat tidak semua volume sampah setiap hari bisa terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Wairii desa Kolisia kecamatan Magepanda.
![]() |
Sampah-sampah yang terkumpul di dalam karung plastik saat kegiatan World CleanUp Day diletakan di samping pos pengamanan SMAK Frateran Maumere untuk diserahkan kepada petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan hidup (DLH) Sikka. |