Quantcast
Channel: EBED DE ROSARY
Viewing all 339 articles
Browse latest View live

Bila Tidak Bisa Bertahan, Kegiatan Koperasi Dibekukan

$
0
0

Dinas Koperasi dan UMKM (usaha mikro,kecil dan manengah) kabupaten Sikka sejak tiga tahun terakhir memberikan suntikan dana penyertaan modal bagi koperasi dan UMKM di kabupaten Sikka. Hal ini ditegaskan kepala dinas Koperasi dan UMKM kabupaten Sikka,Dra.Yaku Ripa yang ditemui Floresbangkit.com di Maumere, Senin (18/11/2013). Dinas Koperasi dan UMKM kabupaten Sikka menggandeng Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik ( PSE – KP ) Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, mengidentifikasi profil dan strategi pengembangan koperasi dan UMKM di kabupaten Sikka. “ Bulan depan hasil kajian sudah didapatkan dan menjadi pegangan kami dalam mengembangkan koperasi dan UMKM di kabupaten Sikka “ tegasnya.

Kredit Macet Kecil

Tahun 2013 dinas koperasi dan UMKM kabupaten Sikka memberikan penyertaan modal bagi 16 koperasi dan pra koperasi serta 48 usaha kecil dan manengah.           “ Hingga tahun ini dari dana yang diberikan sudah ada pengembalian sebesar 2 miliar lebih “ ujar Kadis Yaku. Menurut Yaku, dari dana penyertaan modal yang diberikan, persentase kredit macetnya sangat kecil. “ Suntikan dana tersebut, rata - rata dimanfaatkan secara maksimal buat pengembangan usaha sehingga hampir tidak ada kredit macet “ sebut Yaku. Selain itu, tambah Yaku, dinas koperasi juga melakukan pendampingan, bimbingan, pelatihan management dan kewirausahaan. Data yang didapat menyebutkan pendapatan yang diraih koperasi di kabupaten Sikka di tahun 2011 hingga 2012 mengalami peningkatan sebesar 38 persen. Yaku juga memberikan apresiasi atas prestasi koperasi di kabupaten Sikka. “ Kita boleh berbangga karena dengan hasil kerja keras kita mendapat penghargaan sebagai kabupaten penggerak koperasi “ sebutnya.


Amalgamasi

Pemberian modal juga perlu dibarengi dengan pengawasan agar bisa dicari solusi ketika terjadi permasalahan yang membelit koperasi. Dinas koperasi dan UMKM kabupaten Sikka,disebutkan Yaku, melakukan pembinaan kepada koperasi yang bermasalah  dan bila tidak bisa dipertahankan maka kegiatan usahanya dibekukan. Amal Gamasi (akuisisi) juga ditempuh biar koperasi tersebut bisa bertahan. “ Sementara ada dua koperasi yang sedang kami urus. Yang penting tahap dan prosesnya dilalui “ sebut Yaku. Wabup Sikka, Drs. Paolus Nong Susar dalam acara FGD mengenai koperasi dan UMKM di hotel Sylvia,Senin (30/09/2013) berharap agar koperasi bisa terus berkembang dan menjadi soko guru ekonomi kabupaten Sikka. Wabup mengkritik pengembangan koperasi yang secara kwalitas belum dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menyitir ungkapan Pater Bollen di tahun 60-an yang menyebutkan bahwa koperasi adalah alat ekonomi di Flores untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Iknatius Iking, pengurus koperasi Hiro Heling yang ditemui floresbangkit.com di kegiatan kelompok tani, Senin (28/10/2013) mengharapkan agar pemerintah memberikan bantuan bagi pengembangan koperasi dan UKM yang berprestasi. “ Kita berharap agar  pemerintah bisa terus membantu Koperasi dan UKM sehingga bisa bertumbuh menjadi soko guru ekonomi di kabupaten Sikka “ harapnya. ( Ebed )

Ebed de Rosary : wartawan media online  Flores Bangkit, www.floresbangkit.com
Blogg : derosaryebed.blogspot.com  dan  ebedallanderosary.blogspot.com


CLC Mengajarkan Petani Dari Menanam Hingga Pasca Panen

$
0
0

Hama dan penyakit yang menyerang kakao membuat produktifitas kakao di kabupaten Sikka menurun drastis. Hal ini diperparah dengan umur tanaman kako di atas 30 tahun yang dianggap sudah tidak produktif lagi. Harga jual yang rendah membuat petani kian terhimpit dalam lingkaran kemiskinan. Bernngkat dari hal ini,25 Maret 2013, sejumlah petani berinisiatif mendirikan Cocoa Learning Center (pusat pembelajaran kakao ) di desa Tebuk, kecamatan Nita, kabupaten Sikka. Sejumlah LSM ikut memberikan support.
Rujukan Petani

Setiap hari Sabtu petani kakao berkumpul di CLC guna berdiskusi membahas langkah – langkah yang akan dilakukan. Di kantor sederhana berdinding papan ini, ilmu tentang pertanian dan budidaya kakao ditularkan.” Di CLC petani kami ajarkan mengenai budidaya sampai pasca panen “ ujar Yosep Suyandi Benediktus, ketua CLC kepada floresbangkit.com ketika disambangi di lokasi (Sabtu, 16/11/2013). Budidaya kakao meliputi tanam baru, sambung samping dan juga sambung pucuk. Di CLC petani juga diajarkan membuat pupuk kompos, membuat wadah menjemur kakao, pengendalian hama penyakit, hingga memasarkan hasil kakao dengan harga yang wajar.” Pembentukan wadah ini cukup mempengaruhi petani. Ilmu petani itu ada di mata. Dengan adanya ini mereka jadi semangat “ tambah Yoseph.  Teori hanya 25 persen dan 75 persennya praktek, sebut anak muda yang dipercayai menahkodai CLC ini penuh semangat.
Pengajar di CLC Nita cukup mumpuni dan berpengalaman. Selain 6 orang trainer, ada 87 orang petani kunci yang siap menularkan ilmunya. Buah  karya yang dihasilkan CLC menyebar di 6 kecamatan di kabuapten Sikka, yakni ; Nita, Koting, Lela, Kewapante, Bola, Doreng dan Hewokloang.Membawahi 3 divisi yakni pembibitan dan kebun, divisi agro input dan divisi pelatihan, CLC yang berdiri di atas lahan seluas 2 hektar dengan sistem kontrak tersebut menjadikan lembaga ini rujukan bagi petani dalam perbaikan pola bertani hingga mengakses harga jual sesuai harga pasar.” Harga jual kako petani yang tergabung disini di atas harga yang dibeli pengumpul yang datang ke kampung – kampung “ tegas Yoseph.
Membagi Ilmu

Pusat Pembelajaran Kakao (CLC)  didirikan dengan tujuan sebagai wadah berkumpulnya petani kakao dan tempat berdiskusi petani kakao. Selain itu CLC juga bertujuan sebagai tempat pelatihan teknis, penelitian, tempat mencari informasi terkini teknis budidaya kakao maupun tentang spek bisnis. “ CLC juga sebagai tempat pengembangan jaringan anatara petani dan pihak berkepentingan “ tandas Yosep. Kehadiran CLC diharapkan bisa merubah pola dan perilaku bercocok tanam petani yang dilakukan turun temurun dan bersifat tradisional. Rehabilitasi yang dilakukan hendaknya bertahap apalagi petani hanya menggantungkan hidupnya dari kebun kakao miliknya. “ Rehabilitasi bisa memakan waktu 3 sampai 4 tahun. Dengan begitu petani masih bisa panen untuk mencukupi kebutuhan hidupnya “ tandasnya. Menurut Yosep, ilmunpengetahuan harus disinkronisasikan dengan situasi yang ada di lapangan. Tugas besar CLC yakni memberikan pemahaman kepada para petani dan membiasakan pola bertani kakao yang benar dan menghasilkan keuntungan lebih bagi petani.” Kami buka sekolah lapangan dan mengajarkan 16 materi. Satu kali pertemuan satu materi sehingga ada 16 kali pertemuan “ paparnya. Menurutnya, ilmu kakao harus dibagi jangan disimpan sendiri  karena dengan membaginya semakin banyak petani yang tahu dan mulai berubah. “ Kami terbuka, siapapun yang ingin belajar silahkan datang ke sini setiap hari Sabtu “ katanya. Perubahan yang diusung CLC hendaknya mendapat dukungan pemerintah dan bergema hingga mampir ke petani – petani di pelosok kabupaten Sikka.
Penulis : Ebed de Rosary

 Ebed de Rosary : wartawan media online  Flores Bangkit, www.floresbangkit.com
Blogg : derosaryebed.blogspot.com  dan  ebedallanderosary.blogspot.com

Pelecehan Seksual Terhadap 22 Sisiwi, Kepala Sekolah Dihukum 6 Tahun penjara

$
0
0

Kristoforus Mboko,Kepala Sekolah SMPN2 Nirangkliung, Nita yang melakukan pelecehan seksual terhadap 22 sisiwinya

Pengadilan Negeri Maumere, Senin (08/12/14) menjatuhkan putusan 6 tahun penjara dan denda 100 juta rupiah subsider 3 bulan kurungan kepada Kristoforus Mboko ( 50 tahun ), kepala sekolah SMPN 2 Nirangkliung kecamatan Nita kabupaten Sikka.Selain itu, Mboko juga diharuskan membayar biaya perkara sebesar 2 ribu rupiah. Mboko dihukum karena terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana pelecehan seksual terhadap 22 orang siswinya.
Sidang dipimpin hakim ketua Budi Aryono,SH didampingi hakim anggota Sony Eko Adrianto,SH dan Aldo Adrian Hutapea,SH,MH dengan panitera Lukas Katan leton,SH dan jaksa penuntut umum Kuo Bratakusuma,SH.Sementara itu terdakwa didampingi Marianus Laka,SH selaku penasehat hukum.
Dalam pembacaan putusannya, hakim menyebutkan, terdakwa memanggil satu per satu sisiwinya ke rumah dinas kepala sekolah dan menyuruh korban bugil.Pelaku kemudian memasukan jari kedalam kemaluan korban dengan dalih memeriksa korban apakah masih perawan atau tidak.Perbuatan ini juga terdakwa lakukan untuk membuktikan apakah para korban pernah melakukan hubungan badan dengan Laurensius Lalong oknum guru di sekolah tersebut.

Orang tua dan keluarga 22 siswi korban pelecehan seksual kepala sekolah SMPN 2 Nirangkliung,sedang bersiap  memashuki gedung Pengadilan Negeri Maumere
 Perbuatan Mboko beber majelis hakim dilakukan secara beruntun semenjak Selasa (17/05/14) terhadap 5 orang siswinya dan Selasa (24/06/14) kejadian serupa dilakukan terhadap 11 orang siswinya. Terdakwa juga mengulangi perbuatannya Jumat (20/06/14 ) terhadap 1 orang siswinya dan terakhir Rabu ( 25/06/14 ) perbuatan yang sama dilakukan kepada 5 orang siswinya.
Terdakwa didakwa melanggar pasal 82 Undang – Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.Dalam putusannya hakim mengatakan pertimbangan yang memberatkan karena terdakwa merupakan seorang kepala sekolah dan pendidik yang seharusnya menjadi teladan dan korban adalah sisiwinya yang seharusnya dilindungi.
Sementara hal yang meringankan, terdakwa mengakui perbuatannya,bersikap sopan selama persidangan dan belum pernah dihukum.Terdakwa juga tambah majelis hakim sudah meminta maaf kepada korban dan keluarganya dan merupakan tulang punggung keluarga.Terdakwa menerima putusan hakim sementara jaksa menyatakan pikir – pikir.
“ Saya menerima putusan yang diberikan.Saya sudah bersalah dan bersedia menerima hukuman ini “ sebut Mboko.

Orang Tua Siswi Korban Pencabulan Dua Oknum Guru,Sesalkan Tuntutan Jaksa dan Vonis Hakim

$
0
0



Orang tua korban pelecehan seksual dua oknum guru SMPN2 Nirangkliung, Nita saat berada di Pengadilan Negeri Maumere

Orang tua korban pelecehan oknum guru dan kepala sekolah SMPN2 Nirangkliung kecamatan Nita kabupaten Sikka keberatan terhadap tuntutan jaksa penuntut  umum kejaksaan Negeri Maumere dan putusan majelis hakim pengadilan negeri Maumere.Kopian surat yang dibagikan kepada Ombudsman Indonesia di lokasi kantor pengadilan tersebut ditandatangani 29 keluarga dan orang tua para siswi.
Dalam surat pernyataan yang ditujukan kepada Pengadilan Negeri Maumere dengan tembusan Bupati Sikka, Kejaksaan Negeri Maumere, Bupati Sikka, Kapolres Sikka,Kadis Pendidikan,Pemuda dan Olahraga Sikka,  Camat Nita, Polsek Nita, Pastor paroki Tilang, Nita warga Desa Nirangkliung,para orang tua menyesalkan tuntutan dan putusan yang dijatuhkan kepada kedua oknum guru tersebut.
Menurut keluarga korban, Laurensius Lalong, oknum guru Cuma dituntut dengan hukuman 4 tahun penjara sementara vonisnya hanya 3 tahun 4 bulan penjara. Laurensius didakwa melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap 2 siswinya.
Sementara itu, Kristoforus Mboko, sang kepala sekolah yang melakukan pelecehan seksual terhadap 22 siswinya hanya dituntut 7 tahun penjara dan denda 100 juta oleh jaksa penuntut umum dan dihukum 6 tahun dengan denda 100 juta subsider 3 bulan kurungan.
Dalam pernyataan sikap yang juga ditandatangani oleh tokoh masyarakat Nirangkliung ini, keluarga korban menyebutkan, perbutan kedua oknum guru tersebut telah melukai dan menodai dunia pendidikan di kabupaten Sikka.
Perilaku terdakwa juga telah menodai masa tumbuh kembang anak mereka dan merendahlan harkat dan martabat anak mereka.Perlakuan terssbut juga merusak mental dan menjadikan trauma berkepanjangan pada anak mereka.
Selain itu sebut orang tua korban, perilaku bejat tersebut telah merusak tatanan pergaulan sosial budaya dala kehidupan masyarakat setempat dan mencoreng harga diri kaum perempuan Sikka terutama generasi muda.
Karena itu, para orang tua, keluarga dan tokoh masyarakat Nirangkliung meminta kepada bupati Sikka agar memecat kedua oknum guru bejat tersebut dari PNS dan mendukung gagasan hukum untuk menghukum pelaku kejahatan seksual khususnya terhadap anak – anak dengan pengebirian untuk memberikan efek jera.
Untuk diketahui, para orang tua dan keluarga siswi SMPN2 Nirangkliung kecamatan Nita kabupaten Sikka mengamuk dan menumpahkan kekesalannya di pengadilan negeri Maumere akibat putusan yang dijatuhkan terhadap kedua oknum guru tersebut sangat ringan.
Diberitakan sebelumnya, oknum kepala sekolah bernama Kristoforus Mboko dilaporkan puluhan siswinya ke Polres Sikka karena melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap para muridnya. Tindakan tersebut dilakukan “ pahlawan tanpa tanda jasa “ ini di rumah dinas kepala sekolah.
Perbuatan tersebut dilakukan Mboko dengan memanggil satu per satu sisiwinya ke rumah dinas kepala sekolah dan menyuruh korban bugil.Pelaku kemudian memasukan jari ke dalam kemaluan korban dengan dalih memeriksa korban apakah masih perawan atau tidak.Perbuatan ini juga terdakwa lakukan untuk membuktikan apakah para korban pernah melakukan hubungan badan dengan Laurensius Lalong oknum guru di sekolah tersebut. ( ebd )

402 Warga Sikka Terinfeksi HIV dan AIDS

$
0
0


Peringatan Hari AIDS Sedunia

Berdasarkan data yang disampaikan dinas Kesehatan kabupaten Sikka, sejak tahun 2003 hingga Oktober 2014 jumlah kasus HIV dan AIDS berjumlah 402 kasus dengan rincian 113 kasus HIV dan 289 kasus AIDS.  Dari jumlah tersebut, laki - laki sebanyak 257 kasus sementara perempuan 145 kasus.
Sukir,SH ketua panitia Hari AIDS Sedunia ke26 tingkat kabupaten Sikka


Jika berdasarkan usia penularan, HIV dan AIDS di Sikka terbanyak terjadi pada usia 25 sampai dengan 49 tahun sebesar 304 kasus sedangkan urutan kedua 47 kasus berada pada usia 15 hingga 24 tahun. Urutan ketiga dengan usia   diatas  50 tahun sebesar 15 kasus, urutan keempat  umur 1 sampai 14 tahun sebesar 14 kasus dan pada urutan terakhir usia dibawah 1 tahun sebesar 5 kasus.
Hal ini disampaikan ketua panitia peringatan Hari AIDS Sedunia tingkat kabupaten Sikka, Sukir, SH dalam acara puncak yang berlangsung di lapangan Alex Idong Nelle, Senin ( 01/12/14). Dikatakan Sukir, bila kasus HIV dan AIDS didistribusikan berdasarkan pekerjaan, maka kasus HIV dan AIDS tertinggi dialami kalangan ibu rumah tangga sebesar 91 disusul kalangan wiraswasta sebanyak 80 kasus.
Sementara itu, urutan ketiga sebut Sukir, ditempati petani dengan 50 kasus, dan berturut – turut buruh 33 kasus, PSK  22 kasus serta yang bekerja sebagai ojek dengan 15 kasus. Seluruh profesi tambah Sukir, telah dilaporkan terinfeksi HIV dan AIDS.
Sedangkan berdasarkan factor resiko beber kepala rutan Maumere ini, penularan terbanyak terjadi karena hubungan seks sebesar 351 kasus serta penularan dari ibu ke anak sebanyak 33 kasus. Terbanyak ketiga lanjut Sukir terdapat pada homoseks dengan 13 kasus dan sisanya penularan pengguna jarum suntik atau penasun sebanyak 3 kasus dan yang tidak diketahui sebanyak 2 kasus.
Selain itu juga jika didistribusikan berdasarkan Kecamatan sejak tahun 2003 hingga Oktober 2014, kecamatan terbanyak ditempati oleh Alok sebanyak 53 kasus. Tempat kedua urai Sukir terdapat di  kecamatan Alok Timur sebanyak 43 kasus serta Alok Barat sebanyak  33 kasus.Tempat berikut lanjutnya, dimiliki Nita dengan 37 kasus, Kewapante 31 kasus, Kangae 22 kasus.Sedangkan untuk Kecamatan Nelle yang merupakan tuan rumah dalam acara puncak pelaksanaan Hari AIDS sedunia 2014 ungkap Sukir, saat ini menempati peringkat ke tujuh dengan jumlah kasus sebanyak 16.
 
Senam sehat memperingati Hari AIDS Sedunia ke 26 tingkat kabupaten Sikka di lapangan Alex Idong tanggal 01Desember 2014
Promosi dan Sosialisasi

Dalam memperingati Hari AIDS Sedunia, di kabupaten Sikka dilakukan kegiatan promosi dan sosialisasi.Kegiatan yang dilakukan kata Sukir selaku ketua panitia, meliputi sosialisasi ABAT (Aku Bangga Aku Tahu) pada 15 Sekolah (SLTP dan SLTA), talk show radio, kampanye kondom serta sosialisasi HIV dan AIDS di lingkup Kemenkumham.
Juga lanjut Sukir, dilakukan penyuluhan PEKAT (Penyakit masyarakat) di  3  Kecamatan,sosialisasi HIV dan AIDS di Pasar Alok, SMS Broadcasting  (HIV dan AIDS serta kampanye  penguatan kapasitas populasi kunci. Kegiatan lainnya meliputi melukis di tembok atau mural dengan tema HIV, AIDS dan Kondom, pelatihan HIV bagi Kader Posyandu dan sosialisasi pada tokoh agama di paroki Magepanda dan paroki Wairpelit
Panitia juga urainya, melakukan rujukan LBT untuk pemeriksaan HIV, penyuluhan PIK KRR pada 30 sekolah,pembentukan PIK KRR bagi remaja luar sekolah di 21 kecamatan serta penyuluhan HIV dan AIDS pada 85 posyandu.Penyuluhan HIV dan narkoba juga sambung Sukir, dilakukan pada 5 kelompok ibu rawan sosial, anak cacat dan anak sekolah, skrining donor darah pada Siswa SLTA serta sosialisasi HIV kepada para pelaku pariwisata
Disaksikan Ombudsman Indonesia, puncak peringatan Hari AIDS Sedunia dengan tema “ Cegah dan lindungi diri, keluarga dan masyarakat dari HIV dan AIDS dalam rangka perlindungan HAM ” di kabuparen Sikka berlangsung sederhana dengan diikuti para PNS di lingkup Pemda Sikka. Selain itu, juga hadir mengikuti kegiatan yang diawali dengan jalan santai dan senam sehat para perwakilan dari TNI,POLRI, Lanal,Rutan,LSM Yankestra dan para ODHA. ( Ebed )

Tingginya Kasus HIV dan AIDS di Sikka, Buah Keberhasilan Sosialisasi

$
0
0


Peringatan Hari AIDS Sedunia
Bupati Sikka, Drs. Yoseph Ansar Rera  ( depan, kedua dari kanan ) bersama wakil bupati Sikka, Drs.Paolus Nong Susar ( depan kanan ) saat jalan santai memperingati Hari AIDS Sedunia ke 26 di Sikka


Kondisi penyebaran HIV dan AIDS di kabupaten Sikka cukup memprihatinkan.Berdasarkan data jumlah kasus yang ditemukan, kabupaten Sikka menempati peringkat ketiga di propinsi NTT setelah kota Kupang dan Belu.
Meningkatnya angka ini bukan semata karena peningkatan jumlah penderita namun juga merupakan akibat dari tahap demi tahap kegiatan  sosialisasi dan pencegahan sudah mendapatkan hasil. Orang sudah mulai sadar untuk coba memeriksakan dirinya.
Hal ini disampaikan bupati Sikka, Drs. Yoseph Ansar Rera dalam sambutannya usai jalan santai dan senam sehat saat peringatan Hari AIDS Sedunia tingkat kabupaten Sikka di lapangan Alex Idong, Nelle, Senin ( 01/12/14 ).
Angka ini sebut Ansar didapat berdasarkan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan dirinya atau kasus yang ditemukan petugas kesehatan saat seseorang sudah terinfeksi.
“ Orang mengatakan penyakit HIV dan AIDS merupakan fenomena  gunung es.Artinya di bawahnya masih banyak orang yang tidak diketahui apakah mereka juga terkena penyakit ini.Ini bisa terungkap kalau semua kita punya kesadaran untuk memeriksakan diri “ ujar Ansar.
Salah satu kampanye hari ini kata ketua Komisi Penanggulangan AIDS Sikka ini, kita mendorong masyarakat untuk memeriksakan kesehatannya. Orang harus menanyakan dirinya sendiri, jangan - jangan saya sudah terkena. Kalau kita kaitkan dengan cara penularannya tambah Ansar, maka upaya kita adalah mencegah supaya cara penularannya tidak dilakukan.
 
Bupati Sikka, Drs. Yoseph Ansar Rera saat menyerahkan pin AIDS kepada perwakilan TNI, PORI dan PNS saat peringatan hari AIDS sedunia tahun 2014
Jangan Sekedar Seremonial

Menyimak laporan tentang kasus perkembangan HIV dan AIDS di Kabupaten ini  dari tahun ke tahun, ucap Ansar, menggugah kesadaran dan nurani kita bahwa beban pengendalian Epidemi HIV dan AIDS semakin berat. Untuk itu sambungnya, beban ini ada di pundak kita yang memerlukan komitmen dan tindakan nyata mulai diri sendiri dan keluarga serta jangan sekedar peringatan yang berifat seremonial belaka.
Infeksi HIV sebagian besar ungkap Ansar, menyerang kelompok usia produktif dan seks aktif antara umur 18 sampai 49 tahun yang akan berdampak pada melahirkan generasi penerus yang tidak berkualitas juga produktifitas menurun.
“ Infeksi HIV pada kelompok dengan perilaku resiko rendah seperti ibu rumah tangga dan anak-anak cenderung meningkat. Pola penularan seperti ini merupakan ancaman serius bagi punahnya generasi Sikka kedepan.Hal yang sangat memprihatinkan kita adalah banyaknya penderita terlambat mengakses layanan kesehatan untuk dilakukan tes darah sehingga banyak temuan kasus sudah pada fase AIDS yang menyulitkan penanganan selanjutnya “ tuturnya.
Mengurangi Diskriminasi
Selaku bupati dan ketua KPA Sikka Ansar menyadari bahwa bahaya yang dihadapi sungguh berat namun kita tidak mempunyai pilihan lain kecuali menghadapinya dengan kesungguhan hati, kesabaran dan kerja keras dalam semangat kebersamaan. Untuk itu dirinya menginstruksikan dan sekaligus menghimbau agar camat dan jajarannya memimpin dan mengkoordinasikan pencegahan penyakit menular dan peningkatan kesadaran keluarga berkehidupan seksual yang aman dan terbebas dari IMS, HIV dan AIDS di wilayahnya.
Para dokter, para medis di rumah sakit, puskesmas, pustu dan polindes serta para PLKB kecamatan, Ansar mengingatkan agar selalu meningkatkan promosi kesehatan kepada masyarakat dan mencegah penularan melalui konseling untuk menimbulkan kesadaran orang supaya melakukan test HIV.
Selain itu, Ansar berharap agar tokoh agama dapat berperan melalui mimbar atau ceramah agama baik di gereja, masjid, pura tentang penanggulangan AIDS, terutama mendorong umatnya untuk abstinence dan be faithfull, saling mengingatkan untuk tidak tergoda oleh narkoba,miras dan seks beresiko lainnya. Selain itu sebutnya, tokoh agama dapat memberikan dorongan kepada umatnya terkait dengan makna kasih sayang yang diajarkan oleh agama sehingga dapat mengurangi diskriminasi terhadap ODHA dan keluarganya serta populasi kunci yaitu mereka yang beresiko terinfeksi HIV
Kepada masyarakat Kabupaten Sikka Ansar mengajak untuk selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Esa agar tidak tergoda akan hal-hal yang mengurangi ketahanan keluarga. Lakukan pendidikan kesehatan reproduksi /seksual kepada anak sejak dini, dan orang bisa menjadi teman curhat bagi remaja yang mengalami problem dalam dirinya.
Disaksikan Ombudsman Indonesia, peringatan hari AIDS Sedunia di kabupaten Sikka dengan tema, “ Cegah dan lindungi diri, keluarga dan masyarakat dari HIV dan AIDS dalam rangka perlindungan HAM ” diperingati Senin ( 01/12/14 ). Kegiatan diawali dengan jalan santai yang dimulai pukul 06.15 wita dengan mengambil titik start di lapangan Kota Baru maumere dan berakhir di lapangan Alex Idong Nelle dengan menempuh jarak ± 3 kilometer.
Setelah tiba di tempat peringatan, acara dilanjutkan dengan senam sehat, penyematan pin AIDS kepada 5 perwakilan kelompok PNS, TNI, POLRI,Rutan dan pegawai kecamatan Nelle serta kuis.
Tampak hadir wakil bupati Sikka, Drs.Paolus Nong Susar,Sekda Sikka, dr, Valens Sili Tupen, kepala BPJS Kesehatan Maumere, Hilarius E Naja, Ssos, kadis Perhubungan dan Kominfo, Thomas Ola Peka, kepala BPBD Sikka, Silvanus Tibo, Msi, para kepala dinas dan badan, para camat dan lurah serta perwakilan dari TNI, Polri, Lanal dan para PNS di Sikka.
Selain itu juga hadir kepala rutan Maumere, Sukir, SH selaku ketua panitia, pegiat HIV dan AIDS Pater John Prior, SVD, dr. Asep Purnama, anggota yayasan Yankestra serta perkumpulan ODHA KDS Flores Plus. ( Ebed )

Jangan Takut Memeriksakan Diri ke Klinik VCT

$
0
0


Peringatan Hari AIDS Sedunia

Dokter Asep Purnama, Sp. PD, FINACIM saat memaparkan tentang HIV dan AIDS pada media gathering di Maumere, July 2014
Masyarakat kabupaten Sikka dihimbau agar jangan takut memeriksakan diri ke klinik VCT ( Voluntary Conseling and Testing ).Pemeriksaan yang dilkukan sedini mungkin bisa menyelamatkan nyawa para ODHA (orang dengan HIV dan AIDS ).
Saat ini,di kabupaten Sikka maupun kabupaten lainnya dipropinsi NTT, banyak masyarakat yang secara tidak terduga sudah terinfeksi virus HIV namun mereka tidak mengetahuinya.Selain itu, banyak masyarakat yang sudah tahu mereka terkena HIV dan AIDS tapi tidak mau memeriksakan diri ke klinik VCT.

Hal ini disampaikan dr.Asep Purnama, Sp. PD, FINACIM kepada Ombudsman Indonesia saat peringatan Hari AIDS Sedunia tingkat kabupatem Sikka yang dilaksanakan dilapangan olahraga Alex idong, Nelle, Senin ( 01/12/14 ).Dikatakan dokter Asep, dari awalnya yang hanya satu buah klinik VCT di RSUD TC Hillers, Maumere, saat ini dikabupaten Sikka sudah ada penambahan dua klinik lagi.

“ Kami sudah buka akses pemeriksaan HIV di kabupaten Sikka.Mau tes HIV gratis, bisa ke klinik VCT Sehati di RSUD TC Hillers, klinik VCT Kasih dipuskesmas Nita serta klinik VCT ProLife di RS St,Gabriel kewapante dan klinik VCT di puskesmas Waipare “ sebutnya.

Adanya penambahan klinik VCT membuat akses masyarakat dalam pemeriksaan kesehatan semakin mudah.Dengan memeriksakan kesehatan sedini mungkin, ucap dokter Asep,resiko lematian bisa dicegah.Para suami kata relawan HIV dan AIDS Sikka, harus melindungi isteri dan bayi yang dikandungnya. Para suami ujarnya harus bertanggung jawab.

Jika tidak bisa mengendalikan diri,sebaiknya saat “ jajan “harus menggunakan kondom. Tapi yang terbaik sebut dokter Asep, kita harus setia pada pasangan kita.
“ Masyarakat jangan takut memeriksakan diri. Motonya, positif HIV atau negatif,sebaiknya anda tahu ” tuturnya.

Hal senada juga disampaikan seorang wanita ODHA yang ditemui FBC disela – sela kegiatan tersebut. Wanita yang meminta FBC agar namanya dirahasiakan ini berharap agar masyarakat secara sadar memeriksakan dirinya ke klinik VCT.

Wanita asal Tanjung Bunga kabupaten Flores Timur ini menceritakan, setelah menikah 5 tahun dan kedua anaknya meninggal, dirinya bersamasuami diminta kakaknya yang bekerja di ruamh sakit agarmemeriksakan diri.

Setelah diperiksa, dirinya bersama suami diketahui tertular AIDS.Usia pernikahannya kini sudah memasuki usia 9 tahun. Dirinya bersama suami selalumengkonsumsi obat yang didapat di rumah sakit.

“ Setelah memeriksakan diri, kami jadi tahu sudah tertular sehingga mulai mengkonsumsi obat dan tetap menjaga pola hidup sehat.Jika tidak diperiksa dan segera ditangani tentunya nyawa kami sudah tidak tertolong lagi “ ungkapnya. ( Ebed )

Masyarakat Diminta Jangan Menjauhi ODHA

$
0
0


Peringatan Hari AIDS Sedunia
Bupati dan wakil bupati Sikka bersama para pimpinan SKPD dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah di Sikka saat jalan santai memperingati Hari AIDS Sedunia ke - 26
Masyarakat kabupaten Sikka khususnya dan propinsi NTT umumnya diminta agar jangan menjauhi Orang Dengan HIV dan AIDS ( ODHA ). Selama ini, orang yang terjangkit virus HIV dan terkena AIDS dijauhi dan dikucilkan.
Selama ini, masyarakat memberikan stigma negatif dan diskriminasi pada ODHA. Hal ini dilakukan karena pemahaman masyarakat tentang penularan HIV dan AIDS masih sangat rendah sehingga mereka menjadi takut bergaul bersama ODHA.

Keluhan ini disampaikan seorang wanita yang tertular AIDS kepada Ombudsman Indonesia saat puncak perayaan Hari AIDS Sedunia di kabupaten Sikka yang dipusatkan di lapangan olahraga Alex Idong, Nelle, Senin ( 01/12/14 ). Dikatakan wanita berumur 30 - an tahun ini, sosialisasi yang dilakukan terhadap masyarakat sebaiknya melibatkan ODHA agar bisa lebih detail.

“ Dinas kesehatan kabupaten Sikka kalau melakukan sosialisasi HIV dan AIDS sebaiknya melibatkan ODHA sehingga masyarakat tahu lebih detail. Dengan melibatkan kami, segala sesuatu yang kami alami bisa kami sampaikan agar masyarakat tidak bernasib sama seperti kami.Tapi kami hanya minta agar status kami disembunyikan “ ujar wanita asal Tanjung Bunga kabupaten Flores Timur yang minta namanya dirahasiakan ini.   

Dikisahkan ibu dua anak dari suami pertamanya yang asli Lembata ini,ada kasus yang terjadi di sebuah desa di kecamatan Tanjung Bunga kabupaten Flores Timur dimana seorang anak usia sekolah dasar terkena AIDS dan kedua orang tuannya meninggal akibat penyakit ini. Anak lelaki yang sekarang diasuh neneknya ini,oleh masyarakat diasingkan.Teman – teman sebayanya pun dilarang bermain bersamanya.

Bantu Modal

Meningkatnya kasus HIV dan AIDS di Sikka sebut wanita yang baru setahun menetap di kecamatan Magepanda kabupaten Sikka ini, akibat banyaknya pekerja seks dipinggir jalan yang tidak diperiksa kesehatannya sehingga resiko untuk menularkan penyakit ini sangat besar.Pernah juga sebutnya ada PSK yang tertangkap Satpol PP dan terindikasi HIV tapi setelah dikarantina di dinas sosial wanita tersebut melarikan diri.

“ Banyaknya pekerja seks yang tidak diperiksa kesehatannya membuat banyak masyarakat desa sekarang ini tertular virus setelah melakukan hubungan seks bersama PSK yang tertular. Jadi tidak benar orang yang merantau banyak yang tertular HIV dan AIDS, tapi semuanya itu tergantung pribadi kita dalam melakukan aktifitas yang beresiko tertular “sebut wanita yang berprofesi sebagai petani ini.

Wanita yang tertular AIDS dari suami keduanya ini, meminta agar pemerintah bisa memberikan bantaun modal bagi para ODHA. Waktu ada pelatihan wirausaha yang diselenggarakan dinas sosial propinsi NTT bekerja sama dengan dinas sosial kabupaten Sikka sebutnya, pernah disampaikan ada bantuan modal usaha. Namun dirinya menyesalkan, setelah pelatihan usai hingga saat ini bantuan modal yag dijanjikan belum juga disalurkan.

“ Memang kita bisa kerja, tapi dengan kondisi yang ada sekarang, kami tidak bisa melakukan pekerjaan berat karena rentan capek. Kalau dibantu modal, tentu kami bisa buka usaha kios atau lainnya untuk membiayai sekolah anak kami.Umur kami tidak panjang, jadi kami harus siapkan modal buat biaya sekolah anak kami nantinya “ ujar ibu yang anak pertamanya sudah duduk di bangku  Sekolah Manengah Pertama.

Selain itu, dirinya meminta agar pemerintah juga harus memastikan agar stock obat tetap ada di rumah sakit. Dirinya mencontohkan, di kabupaten  Manggarai pernah stock obat sempat tidak ada sehingga para ODHA dibuatkan rekomendasi oleh bupati untuk mengambil obat di Maumere.Terlambat sehari saja minum obat bebernya, tentu hal ini berdampak fatal bagi ODHA.

Wanita yang suaminya mengalami kebutaan akibat virus HIV menyerang saraf mata ini meminta agar para ODHA jangan lupa meminum obat secara teratur.
“ Bagi para ODHA saya berharap agar tetap semangat dan terus berkarya.Jangan lupa selalu mengkonsumi obat setiap hari.Jaga kesehatan karena nyawa kita penting “ pungkasnya. ( Ebed )


Pengibaran Bendera Memperingati HUT RI ke 69 di Sikka Diwarnai Insiden Kecil

$
0
0



Upacara bendera memperingati Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 69 di kabupaten Sikka yang dilaksanakan di lapangan kantor bupati Sikka, Minggu ( 17/08/2014 ) diwarnai insiden kecil. Setelah bendera diikat ditali dan direntangkan, terlihat bendera tersebut terlipat. Kejadian ini sempat membuat para undangan dan masyarakat yang menyaksikan jalannya apel bendera dari pinggir lapangan berteriak.Untungnya hal ini segera anggota paskibraka yang merentangkan bendera dengan segera memutar posisi tangan yang memegang ujung bendera dan membalikan bendera sehingga berada pada posisi yang benar. 

Selesai mengibarkan bendera dan kembali ke belakang halaman belakang kantor bupati Sikka, para anggota paskibraka tak dapat menuangkan kekecewaan dan kesedihan. Isak tangispun pecah diantara para anggota paskibraka. Pembawa bendera, Nelly P. Yohana siswi SMAK Frateran Maumere serta tiga pengibar bendera yakni Epilianus Kristian Role Padi siswa SMAN 1 Maumere serta Kukuh Afandi Saputra dan Kristianus Kondratio Putra keduanya siswa SMAN 2 Maumere terlihat menangis tersedu. 

Bapak Insan sebagai penanggungjawab bersama para anggota TNI dan Polri yang terlibat dalam barisan paskibraka terlihat menenangkan para anggota paskibarka yang menangis dan mencoba memberikan semangat.

” Sebagai komandan, saya yang bertanggung jawab atas kejadian ini.Kita sudah menjalankan tugas dengan baik meski ada insiden kecil. Yang terpenting jangan larut dalam kesedihan dan segera bangkit agar sebentar soreh bisa bertugas lagi. Buktikan bawa kita semua pantas dan bisa berbuat lebih baik dengan cara melakukan semua tugas saat penurunan bendera nanti soreh dengan lebih baik “ ujarnya.

Meski sudah ditenangkan para anggota paskibraka tetap tidak dapat menahan kesedihan dan tetap menangis. Pantauan FBC di areal belakang kantor bupati Sikka tempat para anggota paskibraka berkumpul beberapa pelatih paskibraka dan petugas paskibraka yang berasal dari aparat TNI AL, TNI AD serta anggota Polisi dan Brimob menghibur anggota paskibraka.

Tak lupa komandan kompi paskibraka,Bripka Geradus Marten Tendy Ari dari kesatuan Brimob Maumere turut membesarkan hati dan memompa semangat anggotanya.
Untuk diketahui, dalam sejarah peringatan Dirgahayu Republik Indonesia di kabupaten Sikka, kejadian seperti yang terjadi saat pengibaran bendera kali ini ( tahun 2015 ) merupakan kejadian yang baru pertama dialami. ( Ebed de Rosary )


Rutan Maumere Over Kapasitas

$
0
0


Rumah tahanan ( Rutan )Maumere yang terletak di areal timur bagian belakang kantor Polres Sikka disinyalir kelebihan kapasitas. Hal ini mengakibatkan membludaknya penghuni dalam satu ruangan dan bisa menimbulkan konflik. Hal ini dibenarkan kepala rumah tahanan negara Maumere, Sukri kepada wartawan yang mewawancainya usai penyerahan remisi oleh bupati Sikka, Drs. Yoseph Ansar Rera di Rutan Maumere, Minggu ( 17/08/2014 ).
 
Sukri menyebutkan total tahanan sampai hari ini ( Minggu, 17 Agustus 2014 ) sebanyak 146 orang dimana diantaranya terdapat  anak – anak sebanyak 12 orang serta 5 orang perempuan.

 “ Dengan situasi jumlah tahanan yang ada terjadi over kapasitas.Idealnya Rutan Maumere harusnya  menampung sekitar delapan puluh orang “ tegasnya.

Mengatasi persoalan ini, pihak Rutan Maumere papar Sukir, melakukan penyeimbangan hunian kamar dengan menjaga agar jangan ada kamar lain yang penuh sedangkan yang lainnya longgar. Apabila memungkinkan para warga binaan  dipindahkan ke lapas terdekat seperti Ende dan Larantuka.

Kondisi over kapasitas ini tambah Sukir, selama ini tidak menimbulkan konflik antar tahanan. Pendekatan kekeluargaan lebih dikedepankan pihak rutan ketimbang pendekatan keamanan. Mekanisme pembinaan urai Sukir secara pokok ada dua bentuk yakni pembinaan mental kerohanian atau kepribadian seperti keagamaan dan penyuluhan hukum.Sementara pembinaan fisik seperti pembinaan keterampilan.

Terkait kaburnya 5 orang narapidana dari rutan Maumere tahun sebelumnya dan hingga saat ini belum ditemukan, Sukri mengatakan, sesuai ketentuan perundang undangan yang berlaku, pada saat terjadi kita harus berkordinasi dengan pihak kepolisian dan tidak dapat bertindak sendiri.Proses pencarian sebut Sukri masih tetap berjalan dan tidak ada deadline waktu.

Sukri sebagai pembina para nara pidana berharap agar masyarakat bisa menerima para mantan narapidana yang bebas seusai menjalani hukuman di lembaga pemasyarakatan.Ini mengingat bagaimanapun juga para mantan narapidana tersebut adalah bagian dari masyarakat. Sukri meminta agar setelah para narapidana tersebut bebas, mereka jangan di cap sebagai orang jahat, silahkan menerima mereka sebagai bagian dari masyarakat. 

“ Jika di cap sebagai mantan narapidana kecenderungan untuk mengulangi perbuatan bisa saja terjadi, tapi bila diterima di tengah masyarakat mudah – mudahan mereka tidak akan mengulangi perbuatannya “ ujarnya. 

Terkait warga binaan, sebagai kepala rutan yang baru setahun lebih menjabat Sukir berharap agar apa yang diperbuat para pegawai rutan selama ini seperti pembinaan dan pelayanan dapat diterima walaupun dilakukan dalam keterbatasan dana dan personil. Yang kedua, Sukir mengaharpkan agar pemerintah kabupaten Sikka bisa membantu sarana  dan pra sarana karena para penghuni rutan Maumere juga merupakan warga kabupaten Sikka. ( Ebed de Rosary )

Habis Masa Bakti, Asuransi Kesehatan Anggota DPRD Sikka Masih Bermasalah

$
0
0

Gedung DPRD kabupaten Sikka, Jalan El Tari, Maumere


 Jabatan anggota DPRD kabupaten Sikka sudah berakhir dan akan ada pelantikan anggota DPRD Sikka baru, Senin ( 25/05/2014 ) namun berdasarkan hasil audit BPK RI masih menyisakan persoalan yang harus diselesaikan.

Pembayaran premi jasa asuransi kesehatan bagi pimpinan dan anggota DPRD Sikka masa bakti 2009 – 2014 tidak sesuai dengan jumlah yang riil dan berpotensi merugikan keuangan daerah sebesar 88.137.428 rupiah. Angka sebesar ini terjadi akibat adanya selisih pembayaran. Sesuai data yang tertera, pembayaran premi jasa asuransi kesehatan  seharusnya dibayarkan sesuai data kepegawaian dengan jumlah 20 orang tetapi kenyataannya dibayarkan untuk 27 orang. Dengan demikian terjadi kelebihan pembayaran untuk 7 orang.

Hal ini tertera dalam laporan hasil pemeriksaan atas kepatuhan terhadap peraturan perundang – undagan dalm kerangka pemeriksaan laporan keuangan pemerintah kabupaten Sikka tahun anggaran 2013 yang dikelurakan Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ) Republik Indonesia.Dalam LHP Dalam  LHP dengan Nomor 14.c/LHP-LKPD/XIX.KUP/06/2014 tanggal 12 Juni 2014 yang diterima penulis pada lampiran 6 tertera dengan jelas jumlah anak yang dibayar sesuai kontrak 52 orang. Seharusnya, sesuai data kepegawaian jumlah anak yang dibayarkan asuransinya hanya 32 orang saja.

 Dengan demikian terjadi kelebihan pembayaran untuk 20 orang anak anggota DPRD Sikka.
Kondisi tersebut sebut BPK dalam hasil auditnya tidak sesuai dengan peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 24 tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pasal 16 dan peraturan Pemerintah RI nomor 58tahun 2005 pasal61 ayat 1 dan peraturan Pemerintah RI nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah Pusat pasal 11ayat 1.

Untuk itu BPK RI merekomendasikan kepada bupati Sikka agar menginstruksikan Sekertaris DPRD Sikka untuk menarik kelebihan pembayaran dan melakukan penyetoran ke kas daerah sebesar 88.137.428 rupiah dan memberikan sanksi kepada panitia pembuat komitmen ( PPK ) yang tidak menyusun HPS ( harga perkiraan sendiri ) dan kontrak berdasarkan data riil yang akan diasuransikan.

Dalam data audit BPK tersebut dalam lampirannya tertera selisihpembayaran terjadi apada item manfaat rawat inap pembedahan untuk anggota DPRD, suami atau isteri srta anak,manfaat rawat jalan, persalinan,perawatan gigi dan manfaat santuan meninggal dalam bentuk dana hibah.
Dari berbagai item tersebut, pembayaran yang seharusnya dilakukan hanya sebesar 341.162.690 rupiah tetapi dibayarkan 429.300.118 rupiah sehingga mengalami kelebihan sejumlah 88.137.428 rupiah. ( Ebed de Rosary )

Meski Berakhir Masa Bakti, Anggota DPRD Sikka Masih Menunggak Utang

$
0
0

Gedung DPRD Sikka di jalan El Tari, Maumere
Anggota DPRD kabupaten Sikka tahun 2009 – 2014, sudah berakhir masa jabatannya. Pelantikan anggota DPRD baru massa bakti 2014 – 2019 akan dilakukan Senin ( 25/08/2014 ). Meski demikian, anggota DPRD Sikka yang sudah berakhir massa jabatan tersebut masih menunggak utang sebesar 44.563.000 rupiah. Utang tersebut bukan saja berasal dari anggota dewan terhormat tapi juga dilakukan oleh pegawai negeri sipil di lingkup sekertariat DPRD.
 
Besarnya jumlah utang tersebut tertuang dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK ) atas Laporan Keuangan Pemkab Sikka Tahun Anggaran 2013.Dalam  LHP dengan Nomor 14.c/LHP-LKPD/XIX.KUP/06/2014 tanggal 12 Juni 2014, dalam lampirannya dengan jelas tertera nama-nama anggota DPRD Sikka dan PNS beserta besaran kas bon.

Dalam lampiran hasil pemeriksaan BPK RI yang didapat penulis tertera total besaran utang sebesar 49.063.000 rupiah dimana dari jumlah tersebut baru dikembalikan sebesar 4.500.000 rupiah.Dari jumlah total utang tersebut, terdapat 7 orang anggota DPRD Sikka yang berutang se jumlah 38.313.000 rupiah dan 6 PNS pada Sekretariat DPRD Sikka berutang sebanyak 10.750.000 rupiah. Dari jumlah kas bon yang dilakukan, jumlah utang yang tidak diakui 3 anggota DPRD Sikka sebesar 21.227.000 rupiah.

Dalam catatannya BPK RI menyebutkan keteledoran bendahara pengeluaran yang tidak membuat buku panjar. Selain itu, peminjaman atau pemberian uang muka perjalanan dinas hanya dibuatkan kwitansi namun tidak dibukukan. Sampai dengan berakhirnya pemeriksaan, belum terdapat SKTJM yang telah diterbitkan atas keteledoran tersebut.

Dalam kolom lampiran rekapitulasi peminjaman uang oleh anggota DPRD Sikka dan PNS dilingkup sekertariat DPRD dengan jelas tertera tanggal peminjaman uang baikyang dikui peminjam, yang tidak diakui peminjam, sudah dikembalikan serta tanggal pelunasan dan sisa yang belum dibayarkan.
Total utang yang tidak diakui anggota DPRD terbaca dalam kolom selisih pengakuan bendahara dengan peminjam dimana terdata tanggal 15 Maret 2013 sebesar 15.000.000 rupiah, tahun 2014 sejumlah 2.500.000 rupiah dan 1.000.000 rupiah serta tahun 2013 sebanyak 2.727.000 rupiah.

Dari jumlah total utang hanya tercantum dua orang saja yang sudah melunasinya pada tanggal 14 Februari 2014 dan tanggal 17 Mei 2014 sementara seorang lainnya sudah mencicil di bulan April dan Mei 2014.Hal ini menyebabkan tunggakan utang yang belum terbayar tetap berada pada besaran angka 44.563.000 rupiah.( Ebed de Rosary )
           

Wair Nokerua, Mujisat Peninggalan Fransiskus Xaverius di Nian Sikka

$
0
0




Dari sebuah gua di tebing batu curam mengalir air tawar jernih tanpa henti. Tempat yang dinamai Wair Nokerua oleh masyarakat sekitar menjadi satu – satunya pertanda Santo fransisikus Xaverius pernah menginjakan kaki di daerah ini. Dinding batu cadas dipukul orang suci ini memakai tongkat dan seketika mengalirlah air dari lubang gua tersebut.

Wair Nokerua artinya Air Pastor atau air yang ditemukan seorang Pastor. Wair bahasa Sikka berarti air sementara Nokerua diadopsi dari bahasa Latin yang berarti Pastor atau orang suci.  Terletak ± 15 kilometer arah barat kota Maumere, Wair Nokerua dapat dijangkau dengan menumpang angkutan pedesaan dari kota Maumere menuju Magepanda dari Taman Kota atau dengan mengendarai kendaraan bermotor.

Menyusuri jalan negara Trans Utara Flores, kita akan tiba di desa Kolisisa kecamatan Magepanda. Dari dusun Nangarasong perjalanan dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau mengendarai sepeda motor menyusuri jalan setapak berdebu sejauh ± 500 meter ke arah utara.Pengendara motor harus berhati – hati karena melewati jalan sempit di tepi sawah dan berbatu.Ada jalan mobil yang mendaki melewati tebing tapi dan menuruni kali tapi jalan ini sudah tertutup karena jarang dilewati kendaraan.
Sepeda motor diparkir di bawah tebing di pepohonan asam dan pengunjung harus berjalan ke arah barat sejauh ± 300 meter. Tantangan pertama dijumpai. Sebuah tebing setinggi ± 7 meter dengan kemiringan ± 450 derajat harus dilewati. Walau jalan tersebut terlihat bekas digusur dan hendak dilewati kendaraan roda empat, namun jalan tebing tersebut masih belum bisa dilewati kendaraan. Batu - batu besar berserakan sehingga pejalan kaki harus berhati – hati mendaki dan menuruni tebing tersebut.

Selepas menuruni tebing kita akan menyusuri pasir putih sejauh ± 250 meter. Sisi selatan pasir putih sejauh ± 20 meter tampak tebing – tebing curam gersang dengan rerumputan yang mengering. Saat floresbangkit.com berkunjung terlihat seorang penduduk sekitar sedang mengikat 3 ekor kudanya di bawah tebing curam tersebut yang masih terdapat sedikit rumput hijau.
Dari ujung pasir putih, pengunjung harus menaiki batu karang rata setinggi ± 1 meter sepanjang ± 5 meter atau berjalan di dalam air laut di ujung batu karang jika air laut sedikit pasang. Namun jika air lautnya surut, maka pengunjung dapat berjalan melewati pasir tersebut mengitari ujung batu barang.


Gua Berbentuk Elips

Rofinus Rugu ( 45 tahun ) nelayan asal Palue yang ditemui di pantai Wair Nokerua, Jumat ( 12/09/2014 ) menyebutkan, pantai Nokerua ini dangkal dan terdapat suatu laguna, pada sisi paling barat dari hamparan pasir putih.Pada kaki tebing Nokerua terdapat gua-gua kecil. Di ujung dari lengkungan perbukitan yang agak menjorok ke laut terdapat bebatuan kokoh yang akan terendam air laut saat pasang.
Dari hamparan tebing terjal tersebut, kata Rofinus, kurang lebih 20 meter dari lengkungan tanjung dari pasir putih, kita akan temui gua kecil berbentuk elips dengan kedalaman sekitar 1,5 meter dari mulut gua dengan tinggi sekitar 0.5meter. Dari dalam gua tersebut mengalir air dengan debit sekitar 0,5 liter per detik.

“ Air disini dangkal sekali.Kalau air surut baru kita bisa melihat gua tempat Wair Nokerua.Tapi jika air pasang guanya tertutup air laut. Dulu juga tidak ada pulau karang di depan lokasi ini namun setelah gempa dan tsunami tahun1992 pulau karang itu muncul “ ujarnya.
Jika dilihat, atol sepanjang ± 400 meter tersebut membentang dari ujung timur hingga ke barat melewati lokasi Wair Nokerua berbentuk busur ( cembung ) seakan melindungi Wair Nokerua dari terjangan ombak. Terlihat tiga buah perahu nelayan menyusuri sisi timur dan masuk ke bagian dalam atol dan merapat ke pasir putih Wair Nokerua.

“ Pantai ini biasa kami jadikan tempat perahu nelayan melego jangkar dan beristirahat sambil menunggu saat malam baru pergi mencari ikan.Perahu nelayan kami juga aman kalau ada musim badai karena ada gugusan batu karang tersebut yang bisa menahan gelombang besar “ sebutnya.
Disaksikan FBC, terdapat 4 buah bale – bale dari bambu yang dibangun para nelayan persis dibawah tebing terjal yang menjorok keluar. Tebing ini melindungi mereka dari panas mentari dan hujan. Beberapa nelayan sedang memasak, mencuci pakaian dan mandi memakai air Wair Nokerua.


Ketuk Batu Tiga Kali

Wair Nokerua seperti dikisahkan Yohanes Koko ( 70 tahun ) warga Kolisia yang ditemui penulis di pantai Wair Nokerua mengisahkan, pada zaman dahulu ada seorang penyebar agama kristen bernama St. Fransiskus Xaverius bersama rombongannya hendak menyebarkan agama di pulau Flores. Pada saat itu mereka berlayar melewati pantai Alok Matang ( pantai Nangarasong sekarang ) dan persediaan air di kapal mereka habis. Maka Fransiskus tutur Yohanes memerintahkan anak buahnya untuk menepi ke pinggir pantai. 

“ Santo Fransiskus Xaverius pun turun dan memperhatikan keadaan pesisir pantai yang terdapat sebuah bukit yang gersang dan dalam bukit itu terdapat beberapa buah gua yang mungkin digunakan masyarakat sekitar untuk beristirahat. Fransiskus lalu berjalan menuju salah satu gua dan ia membuat suatu mujisat. Ia berdoa lalu menengadah ke langit dan mengetuk batu dalam gua itu sebanyak tiga kali. Dari dalam gua seketika mengalir air yang sangat jernih dan membuat masyarakat setempat yang datang dan ikut menyaksikan merasa senang dan terheran – heran “ jelasnya.

Masyarakat tutur Yohanes menyebut Fransiskus orang suci dan sakti. Setelah air tersebut mengalir, Santo Fransiskus bersama rombongannya bersama sama dengan masyarakat meminum air ajaib itu dan mengisi tong – tong di kapal mereka hingga penuh.Sebelum meninggalkan masyarakat, Santo Fransiskus cerita Yohanes juga membaptis orang orang Alok matang tersebut menjadi seorang kristiani.
Selepas itu Fransiskus tambah Yohanes, berjalan melanjutkan perjalaanan mereka menuju pulau babi menyusuri pulau Flores ke arah timur dan kembali melewati pantai selatan dan merapat di Bola serta Sikka dan menyebarkan agama disini.


Sudah Dibeli Pengusaha

Hironimus Roga ( 45 tahun ) menambahkan, saat hari minggu atau libur banyak peziarah maupun biarawan atau biarawati mengunjungi tempat ini. Biasanya mereka membawa lilin dan berdoa di tempat tersebut. Air terebut sangat jernih, mengalir pada batu-batu yang menjadi salurannya. Tidak ada butiran pasir ataupun tanah yang turut keluar bersama air tersebut.
“ Biasanya pengunjung juga berdoa di tempat ini dan mengambil air untuk dibawa pulang. Air tersebut diyakini sebagai air suci yang berkasiat karena air ini ada karena mujisat yang dibuat santo fransiskus “ sebutnya.

Di tebing tersebut, terdapat beberapa gua tapi hanya tiga gua yang agak sedikit besar sementara gua Wair Nokerua merupakan gua yang paling besar dan dalam. Gua – gua tersebut terjadi akibat gerusan ombak.
Areal pantai dan tanah di sekitar tempat itu tutur Hironimus sudah dibeli oleh seorang pengusaha Flores asal dari kabupaten di bagian Barat Flores. Dari informasi yang dirinya peroleh, tempat tersebut akan dijadikan tempat wisata. Sekitar ± 300 meter dari depan jalan negara kita akan jumpai sebuah patung malaikat berwarna putih kusam.Patung ini yang jadi satu- satunya tanda yang meyakinkan kita bahwa di sekitar tempat tersebut terdapat Wair Nonerua.

Selain mengunjungi Wair Nokerua,pengunjung juga bisa memanjakan mata menyaksikan pemandangan pulau – pulau di depannya sambil berenang di air laut yang terlihat bagai didalam kuali atau menyerupai kubangan karena dikelilingi atol. Jika musim panas tiba, rerumputan yang tumbuh di atas batu – batu cadas mengering dan tertidur seakan terlihat seperti kapas.( Ebed de Rosary )


Ketinggian Air Kali Nangagete Meningkat, Anak Sekolah Warga Wairbou dan Wailoke Meliburkan Diri

$
0
0



Anak – anak sekolah dasar warga Wairbou sedang bersiap melintasi kali Nangagete
 
Hujan yang mengguyur kabupaten Sikka beberapa hari belakangan ini menyebabkan debit air di kali Nangagete yang melintasi desa Nebe bertambah. Akibatnya ketinggian air di kali Nangagete meningkat dan meluap memenuhi sebagian tanah lapang di kali tersebut.
Tingginya permukaan air berdampak pada terganggunya aktifitas ratusan warga Wairbou desa Nebe dan warga Wailoke desa Wailamun kecamatan Talibura yang mendiami sisi utara kali. Anak – anak sekolah di kedua kampung tersebut terpaksa tidak bersekolah.

 “ Kalau air kali banjir dan sangat dalam, anak – anak sekolah terpaksa tidak ke sekolah. Kalau air tidak terlalu deras mereka biasanya berenang melewati kali. Baju sekolah dan tas di taruh di dalam tas platik agar tidak basah. Sesudah sampai di sekolah baru mereka ganti seragam “ ujar Maria Dua Lodan warga Wairbou yang ditemui , Sabtu ( 10/01/15 ) di pinggir kali.

Ditambahkan Maria, jika kondisi air kali tidak memungkinkan, anak – anak sekolah akan dilarang orang tuanya untuk bersekolah.Selain itu tambah Maria, warga kedua kampung ini pun tidak bisa ke pasar, gereja, posyandu atau bepergian kemana – mana karena semuanya harus diakses dari jalan negara trans Flores yang berada di seberang kali di kampung Belawuk maupun Mudung.

Hal senada juga disampaikan Markus Moro, warga Wairbou lainnya. Dikatakan Moro, satu – satunya jalan tanah yang menghubungkan kampung Wairbou dan Wailoke hingga ke jembatan Iang Loeng hingga kini belum dikerjakan. Jalan yang sudah diaspal puluhan tahun lalu ini kondisinya kini sudah hancur.Tahun lalu warga kedua kampung sudah berswadaya dan membuka kembali namun hingga kini belum dikerjakan juga.Kondisi jalan masih bebatuan dan tanah. Selain itu tambah Moro, jembatan kecil di jalan tersebut gorong – gorongnya sudah hancur.

“ Setiap Musrembang kami selalu usulkan tapi sampai saat ini pemerintah belum mengerjakannya.Perangkat desa malah membangun baru jalan rabat ( jalan semen ) di dusun Belawuk Gunung yang medannya lebih parah dari jalan kami “ sebutnya.

Ditambahkan Moro, selain membuat anak – anak tidak bersekolah, meluapnya air kali menyebabkan orang sakit atau ibu yang mau melahirkan tidak bisa dibawa ke Puskesmas guna mendapatkan pertolongan.Jika jalan yang diminta sudah diaspal, tutur Moro, penduduk dusun belawuk dan Mudung juga merasakan manfaatnya karena kebun mereka berlokasi di seberang kali Nangagete di sekitar kampung Wairbou.

 “ Beberapa kebun di pinggir kali tanahnya sudah tergerus sebagian, Bahkan puluhan pohon kelapa dan tanaman lainnya ikut terbawa air kalau saat banjir besar.Jalan aspal yang menghubungkan desa Nebe dan desa Wailamun juga putus dan terus tergerus air hingga kini “ ungkapnya.

Kalau pemerintah tidak mau bangun jalan, bisa juga membuat jembatan gantung tapi itu juga perlu dihitung biaya dan kekuatannya.Jika tidak diatasi, kasihan masyarakat di kedua kampung tersebut yang saat musim hujan harus terkurung di kampungnya, kata Markus, warga Belawuk yang dijumpai penulis usai menyeberangi kali Nangagete. Markus yang kembali dari kebun membawa pisang ini mengatakan,  jika anak – anak sekolah dipaksa melintasi kali resikonya bisa terbawa arus.Jika hujan terus menerus di hulu sebutnya,  ketinggian air pasti akan bertambah.

Disakiskan penulis di pinggir kali Nangagete, anak – anak sekolah dasar yang bersekolah di Belawuk harus menanggalkan celana dan rok  sebelum melintasi kali.Ketinggian air yang awalnya cuma selutut orang dewasa beberapa jam kemudian bertambah tinggi hingga mencapai pinggang. Bererapa anak sekolah yang pulang ke Wairbou harus dibantu lelaki dewasa guna sampai di pinggir kali sebelahnya . 

 Untuk diketahui, Warga yang mendiami kedua kampung ini selalu menjadikan jalur kali sebagai jalan utama untuk mencapai dusun Belawuk dan Mudung di desa Nebe.Pasalnya, di dusun Belawuk yang berada persisi di jalan negara trans Flores terdapat sekolah, posyandu, Pustu  ( puskemas pembantu ) dan kapela.
Selain itu, bila bepergian ke Maumere atau Larantuka, warga harus menunngu kendaraan yang melintas di jalan  negara tersebut.Jika hari Minggu pun warga harus ke gereja di desa Bangkoor yang berada di sebelah barat desa Nebe. 

( Ebed de Rosary wartawan Flores Bangkit www.floresbangkit.com )

25 Ton Ikan Berformalin Milik PT.Shitaratian Berasal Dari Larantuka

$
0
0


Ikan Tembang ( Sarden ) yang mengandung formalin dimusnahkan dengan cara dibakar di TPA Wairii, desa Kolisia kecamatan Magepanda.

Sebanyak 25 ton ikan jenis Tembang ( Sarden ) yang berada di pabrik ikan PT.Shitaratian yang berlokasi di Nangahure, kelurahan Hewuli kecamatan Alok Barat berasal dari kabupaten Flores Timur tepatnya dari Larantuka dan Nobo.

Dari jumlah tersebut, 15 ton sudah dikirim ke Surabaya dan ternyata ditemukan ikan tersebut berformalin. Sisanya 10 ton masih berada di gudang perusahaan tersebut dan sedang dimusnahkan.
Hal ini disampaikan pemilik PT.Shitaratian, Shinta Fakih, dalam keterangan pers, Jumat ( 16/01/15 ) di TPA ( tempat pembuangan akhir ) sampah di Wairii desa Kolisia kecamatan Magepanda saat berlangsung proses pemusnahan ikan tersebut. Dikatakan Shinta, ikan tembang tersebut dibeli dari suplier di Larantuka dan Nobo karena ikan jenis ini paling banyak berasal dari Larantuka.

“ Saya baru kirim 15 ton ke Suarabaya dan mereka bilang ikannya berformalin. Saya kaget, itu kan ikan segar, mana mungkinlah.Saya tidak punya alat tes formalin, saya cuma punya alat tes bakteri saja “ ujar pemilik restoran Ratu Shin yang juga berlokasi di komplek pabrik ikan tersebut.

Ikan berformalin sebanyak 15 ton dimusnahkan di Surabaya setelah ditemukan terdapat kandungan formalin di dalamnya,sementara sisanya 10 ton baru hari ini, Jumat ( 16/01/15 ) berhasil dimusnahkan di TPA Wairii. Menurut Shinta, perusahannya tidak memproduksi ikan Tembang dan cuma Tuna saja. Tapi karena dirinya mendapat order dari pabrik pengalengan Sarden di Muncar, Jawa Timur  maka dirinya bersedia mengirimkan ikan jenis ini.

“ Saya dapat order 10 kontainer per bulan tapi saya sanggupnya hanya 5 kontainer per bulan. Setelah dengar laporan dari Surabya bahwa ikannya mengandung formalin, saya lapor ke dinas perikanan dan dinas bilang jangan disentuh dan dimakan tunggu proses pembakarannya “ tambah perempuan pengusaha ini.

Siapa Pelakunya?

Hasil penegecekan yang dilakukan dinas terkait dan laporan dari pihak perusahaan menyebutkan, ikan – ikan mengandung formalin tersebut bukan berasal dari TPI Alok maupun tempat pendaratan ikan lainnya di kabupaten Sikka. Ikan – ikan tersebut diambil penjual dari TPI di Larantuka dan dibawa ke Maumere menggunakan mobil pick up.

Hal ini disampaikan kepala dinas Perindustrian dan Perdagangan kbupaten Sikka, Drs. Kensius Didimus kepada penulis yang menemuinya di kantornya, Selasa ( 23/12/14 ).Setelah ditelusuri, tutur Kensius, sumber ikannya berasal dari TPI Amagarapati dan dari Nobo. Hasil penjelasan team PT.Shitaratian, tambah Kensius, masih ada lagi ikan berformalin sebanyak 10 ton dan kandungan formalinnya lebih banyak dari yang ada sekarang yang beredar di masyarakat. Ikan tersebut juga sebut Shinta sang pemilik perusahaan sempat hendak dijual ke perusahaan tersebut namun ditolak karena mengandung formalin.

Kadis Kensius juga mempertanyakan, bagaimana caranya penjual ikan mendapatkan formalin tersebut.Pertanyaan terbesarnya, apakah PT.Shitaratian tidak mengecek ikan yang dibeli tersebut mengandung formalin?.  PT.Shitaratian juga papar Kensius, mengatakan pernah mengirimkan ikan berformalin ke luar daerah dan ditolak. 

“ Ini kan team kordinasi yang turun ke perusahaan dan menemukan adanya ikan berformalin tersebut.  Berarti selama ini sudah sering terjadi. Pelakunya juga sampai sekarang tidak diketahui. Masa mereka tidak tahu orang yang menjualnya ke mereka? “ tanya Kensius.

Untuk diketahui, ikan berformalin tersebut ditemukan di gudang penyimpanan ikan milik PT. Shitaratian sejak bulan November 2014.Berulangkali dilakukan rapat antara pihak perusahaan dan pemerintah daerah namun belum juga menemukan titik temu teknik pemusnahan. 

Pemusnahan yang sedianya berlangsung 13 Desember 2014 ditunda ke tanggal 15 Desember 2014 dan baru terlaksana, Jumat ( 16/01/15 ). Berlarut – larutnya proses pemusnahan ikan tersebut dan tidak adanya langkah yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten Sikka guna menemukan pelakunya membuat resah masyarakat. Aapalagi hingga saat ini, ikan dari luar kabupaten Sikka bebas diperjualbelikan di kabupaten Sikka. Siapa yang bisa menjamin ikan – ikan tersebut bebas formalin?. 

( Ebed de Rosary wartawan Flores Bangkit www.floresbangkit.com)

Saat Ditemukan,13 Box Ikan Tembang Berformalin Asal Larantuka, Sudah Habis Terjual di Sikka

$
0
0


Mobil penjual ikan dan ikan Tembang berformalin asal Larantuka yang diamankan di kantor Satpol PP Sikka. 

Sebanyak 13 box dari 24 box ikan tembang yang mengandung formalin sudah habis terjual saat ditemukan staf dari dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Sikka, Selasa ( 20/01/15 ). Ikan berformlain asal TPI Amagarapati, kelurahan Postoh kecamatan Larantuka, kabupaten Flores Timur tersebut dibawa menggunakan mobil pickup dari Larantuka jam 12 malam dan tiba diTPI Alok, Maumere jam 03.30 wita.
 
Hasil inspeksi yang dilakukan staf dari dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Sikka di TPI Alok sekitar jam 08.00 wita,hanya menemukan 4 box ikan. Sementara 7 box lainnya ditemukan Satpol PP sekitar jam 09.00 wita saat melakukan pengecekan di pasar Alok.

Hal ini disampaikan Kepala Satuan Polisi Pamong Praja ( Kasat Pol PP ) kabupaten Sikka, Drs. Buang da Cunha kepada wartawan yang menemuinya di kantornya usai melakukan inspeksi. Dikatakan Buang, setelah ditemukan di TPI Alok, dirinya memerintahkan staf nya menyisir ke pasar – pasar dan mengejar penjual ikan yang menggunakan sepeda motor yang mengedarkannya ke kecamatan lainnya di Sikka.Dari hasil pengejaran, stafnya sebut Buang hanya didapatkan 7 box ikan di pasar Alok dan lainnya sudah terjual semua.

“ Ikan diantar dari Larantuka dan tiba di Maumere ditampung oleh penampung bernama Ande yang bermukim di kelurahan Kabor. Oleh Ande ikan sebanyak 24 box tersebut dioper lagi ke penjual di pasar Alok dan dibeli oleh penjual ikan memakai sepeda motor.  Yang kami bisa sita 11 box  saja sementara 13 box lainnya sudah dijual ke masyarakat Sikka hingga ke kampung – kampung “ ujarnya.

Selain satu mobil pick up, 3 mobil pick up lainnya beber Buang diperkirakan masuk ke Maumere siang hari. Tiap mobil tersebut berdasarkan pengakuan dari sopir dan pemilik ikan ungkap Buang masing – masing memuat 39 box ikan yang diambil dari pemilik ikan berformalin yang sekaligus pemilik mobil pick up, Acmad Kelen.

Positif Formalin

Maria Verawati Panggau dan Fransiska Korina, staf Laboratorium Kesehatan  dinas Kesehatan kabupaten Sikka mengatakan,dari 7 box ikan, air dan ikan yang di tes semuanya mengandung formalin. Pengetesan formalin jelas Panggau mempergunakan alat tes Formalin Kit, dimana ikan diambil sekitar 10 gram, diulek sampai halus dan dicampur dengan air panas.Selanjutnya tambah Panggau, cairan dimasukan ke jarum suntik, dicampur cairan pengetesan dan dipanaskan di api dan ditunggu selama 30 menit.

“ Jika mengandung formalin warnannya akan berubah menjadi ungu dari sebelumnya berwarna kuning.Jika tidak berformlain maka warnanya menjadi putih. Kadar formalinnya 0,8 sampai 1,0 PPM ( par per million ) dan termasuk dosis rendah “ beber Panggau diamini Korina.

Kalau dosis rendah tambah Panggau setelah 20 tahun mengkonsumsinya, akan menyebabkan keracunan seperti sukar menelan, mual dan muntah - muntah, iritasi lambung, sakit perut akut, pusing dan radang saluran pernafasan. Selain itu ungkapnya, dapat timbul serangan asma, alergi kemerahan, mata berair, depresi saraf dan gangguan peredaran darah.Untuk dosis tinggi di atas 1,5 PPM papar Panggau, setelah 3 jam mengkonsumsinya akan terjadi kejang – kejang, kencing darah, muntah darah dan berakibat pada kematian.

Disaksikan penulis di kantor Satpol PP Sikka, selain mengamankan mobil dan ikan yang mengandung formalin, petugas juga menyeret 4 penjual di pasar Alok yakni Mama Buyung, Badriah, Pangki dan Rukiah serta Ande selaku distributor di Sikka.Selain itu juga turut diamankan Muhammad Uran, sopir mobil pick up asal kelurahan Kampung Baru, Larantuka yang mengantar ikan dan Achmad Kelen si pemilik ikan asal kelurahan Pukan Toby Wangi Bao dan mobil pick up pengantar ikan.

Ikan – ikan formalin tersebut terlihat tetap segar, kempes saat ditekan dan tidak dihinggapi lalat.Ikan – ikan tersebut dibiarkan tergeletak di atas mobil pick up dan di tanah dalam komplek kantor Satpol PP. ( ebd )

 ( Ebed de Rosary wartawan Flores Bangkit www.floresbangkit.com )

Ikan dari 21 Mobil, Semuanya Positif Mengandung Formalin

$
0
0




Mobil pick up pengangkut ikan berformalin yang diamankan di depan kantor Satpol PP Sikka

Kantor Satuan Polisi Pamong Praja ( Sapol PP ) kabupaten Sikka, Rabu ( 21/01/15 ) kembali dipenuhi 23 mobil pick up yang menjual ikan.Mobil – mobil yang memuat ikan aneka jenis ini selain ditangkap Satpol PP Sikka, juga digiring oleh para penjual ikan untuk diamankan di kantor Satpol PP guna diperiksa apakah ikan yang dibawanya mengandung formalin.Ikan – ikan sebanyak 203 box tersebut sejak kemarin, Selasa ( 20/01/15 ) diambil sampel oleh petugas laboratorium kesehatan dinas Kesehatan kabupaten Sikka untuk dicek apakah mengandung formalin atau tidak.

Berdasarkan keterangan dari petugas laboratorium kesehatan dinas kesehatan kabupaten Sikka, Fransiska Korina, yang ditemui penulis di kantor Satpol PP Sikka, Rabu ( 21/01/15 ), pukul 19.00 wita, dari 15 sampel ikan yang dites hanya satu sampel Gurita dari dua mobil yang negatif formalin. Sisanya ikan Tembang, Tongkol, Layang, Tuna, Loin dan Cakalang dari 21 mobil semuanya positif formalin. Ikan – ikan yang dijual tersebut selain berasal dari Larantuka, juga berasal dari TPI Alok dan Wuring.

“ Semua ikan yang kami periksa positif memakai alat tes formalin kit, mengandung formalin. Sampel ikan juga akan dikirim ke BPOM Kupang untuk pemeriksaan di laboratorium “ ujarnya.

Ikan – ikan yang diperiksa selain dari pedagang asal Larantuka juga pedagang asal kabupaten Sikka.Data yang diperoleh FBC dari dinas Kesehatan kabupaten Sikka menyebutkan ikan dari Flotim jenis Tembang dimiliki Achmad Kelen, Hillers, Wiliam Delo dan H.Ibrahim. Sementara ikan Tuna dimiliki Rio.

Selain itu pedagang asal Sikka yakni Hendrik asal Wolombetan memiliki ikan Tongkol dan Layang, Yan dari Nangahale memiliki ikan Ekor Kuning dan Randi asal Wuring mempunyai ikan Cakalang. Ikan Loin dimiliki Irham asal Nangahale sementara ikan Cakalang dimilik Pardi asal Wuring.

Tidak Tahu

Alfonsus Novensius pedagang ikan asal Maumere Kepada penulis yang menemuinya di kantor Satpol PP Sikka, berharap  pemerintah kabupaten Sikka meminta pemerintah kabupaten Flores Timur ( Flotim ) agar bisa menjamin ikan yang dijual ke luar Flotim tidak mengandung formalin. Ikan yang dijual dan sekarang ditahan sebut Alfonsius, sebagian besar berasal dari Larantuka. Para pedagang di Sikka sebutnya, tidak mengetahui apakah ikan yang dibeli mengandung formalin.

“ Para pedagang meminta adanya laboratorium khusus di Larantuka untuk mendeteksi apakah ikan yang diambil dari Larantuka bebas formalin.Pemerintah juga perlu tindak tegas pelakunya “ pintanya. 

Hal senada juga disampaikan Goris Kelan, pedagang ikan asal Maumere dan H.Ibrahim asal Larantuka yang selalu membeli ikan di TPI Amagarapati, Larantuka.Sebagai papalele ( pedagang pengecer ) dirinya kurang begitu puas terhadap petugas dari dinas Kelautan dan Perikanan Flotim. Goris berharap supaya masalah ini dituntaskan dan jangan membuat resah masyarkat. Teman – teman yang jual ikan ke daerah – daerah sebut Goris ikannya tidak dibeli masyarakat. Goris meyakini formalin bukan dicampur oleh nelayan tapi kemungkinan besar berasal dari penampung.

” Kami papalele  ikan tidak mungkin memberi formalin karena kami ambil ikan di penampung juga utang.Mobil pengangkut ikan juga semuanya kami kredit jadi kalau kami melakukan ini kami pasti rugi.Kami cuma dikasih surat jalan setelah membayar 50 ribu rupiah dan pegawai dinas Kelautan dan Perikanan Flotim juga sudah periksa jadi kami kaget kalau dikatakan ikan kami mengandung formalin “ tuturnya.

Ditambahkan Ibrahim, untuk sementara dirinya bersama teman – teman penjual asal Larantuka bukan ragu terhadap hasil tes tapi masih tunggu DKP Flotim, dalam hal ini pak Mustafa yang mengecek. Dirinya sudah menelpon dan meminta pak Mustafa datang dan bertanggung jawab atas ikan – ikan yang masih tertahan di kantor Satpol PP Sikka.

Hasil Baik

Surat jalan yang dikeluarkan Dinas Kelautan dan Perikanan ( DKP ) Flotim diambil tidak tentu. Kadang tengah malam, sebut Goris, pak Mustafa staf DKP Flotim yang memberinya dan dia tidak pernah memeriksa apakah ikan yang mereka beli mengandung formalin. Dirinya bersama pedagang ikan lainnya yakin ikan yang dibeli layak dijual  karena sudah mengantongi surat jalan. 

Surat jalan yang ditunjukan kepada media terdiri dari empat rangkap yakni berita acara pemeriksaan ikan, surat ijin pengangkutan hasil laut, surat keterangan asal barang dan surat keterangan mutu. Dalam surat berita acara yang ditandatangani Damrah Mustafa,Amd selaku tim pemeriksa dari DKP Flotim dan Fransiskus da Costa,SPi atas nama bupati Flotim dan kepala DKP Flotim  menjelaskan, komoditi di atas ( ikan ) dengan jumlah yang tertera telah diuji dan diperiksa secara organoleptik dengan hasil baik. Surat tersebut juga ditandatangani pemilik barang dan cap DKP Flotim.

Sementara itu di dalam surat keterangan mutu juga mencantumkan keterangan yang sama dengan keterangan mutu ikan baik. Sementara surat ijin pengangkutan hasil laut dan surat keterangan asal barang juga mencantumkan jumlah ikan yang diangkut, asal ikan, pemilik ikan serta daerah tujuan pemasaran ikan.

Disaksikan penulis di lokasi kantor Satpol PP Sikka, sejak pagi hingga sore, puluhan penjual ikan asal Larantuka dan Sikka berkerumun di kantor tersebut. Para pedagang bahkan memarkir mobilnya dan meminta petugas untuk mengecek ikan mereka.Sebanyak 21 mobil pick up terlihat diparkir di lapangan Kota Baru depan kantor Satpol PP seraya menunggu hasil keputusan pemerintah kabupaten Sikka.

 ( Ebed de Rosary wartawan Flores Bangkit www.floresbangkit.com )

Ucok Siregar :Selalu Diburu Pelanggan Meski Berpindah Tempat Usaha

$
0
0
Tekun dan Ulet menjadikan usaha yang ditekuninya mencapai hasil maksimal.Dari sekedar memberanikan diri dan membaca peluang kini Ucok sapaan lelaki asal Medan ini bisa menghidupi keluarga di tanah rantau. Bagaimana kiat Ucok menekuni usahanya?
Mencari tempat reparasi sofa dan jok kendaraan di kota Maumere saat ini tidak terlalu susah. Ada belasan orang yang menekuni usaha ini. Hal ini tentu berbeda jauh dibandingkan 20 tahun lalu. Bagi masyarakat Maumere yang selalu memperbaiki sofa, nama Ucok selalu jadi garansi.Pria asli Medan Sumatera Utara ini merupakan orang  pertama yang memulai usaha ini di Maumere.
Saat disambangi di tempat usahanya di Jalan Diponegoro, kelurahan Kota Uneng, kecamatan Alok kota Maumere Ucok terlihat sedang menjahit kain kursi sofa yang sedang diperbaiki.Penulis ditanyai maksud kedatangan dan manfaat wawancara. Ucok mengatakan, kalau sekedar mempromosikan diri supaya terkenal dan banyak pelanggan hal initidak bermanfaat buatnya.Saat dikatakan agar bisa memberikan motivasi dan dijadikan contoh bagi orang lain baru dirinya bersedia.
“ Kalau mau terkenal supaya orang banyak datang saya tidak perlu karena saat ini saja saya kewalahan menangani pekerjaan sehingga banyak yang saya tolak. Saya hanya sendiri dan sudah tua sehingga hanya kerja sesuai kemampuan saja “ tuturnya.

Pembuka Jalan

Tahun 1992 awalnya Ucok diajak mengikuti sang kakak yang bekerja di Kupang sebagai konsultan proyek. Saat ada proyek rumah sakit di Ende Ucok ikut terlibat dalam pekerjaan itu. Disana dirinya berkenalan dengan almahrum pak Soni dari CV. Bintang Terang dan diajak menetap di Maumere.Akhirnya sejak tahun 1995 Ucok mulai menetap di Maumere dan mulai membuka praktek reparasi sofa dan jok kendaraan.
Keterampilan membuat sofa, spring bed dan jok kendaraan serta mereparasinya dipelajari Ucok saat di Medan dan ini diakuinya menjadi bekal saat merantau. Sebelumnya lelaki kelahiran Medan 31 July 1970  tidak pernah usaha ini tapi karena tuntutan ekonomi keluarga dan membaca peluang pasar dirinya memberanikan diri memulai usaha.
“ Rejeki itu ada saja, tinggal bagaimana kita menjalani pekerjaaan kita. Tuhan memberikan rejeki sesuai kebutuhan kita asal kita tekun bekerja.Memang dalam berusaha tidak selamanya berjalan mulus dan semuanya harus kita jadikan pelajaran.Saya selalu happy dan menikmati pekerjaan ini “ tuturnya.
Awalnya sebut lelaki 45 tahun ini, diirnya membuka usaha di CV.Bintang Terang tahun 1995. Waktu itu sebut Ucok, di Maumere belum ada yang membuka usaha seperti ini. Setelah dirinya memulai usaha, pak Yono asal Jawa juga membuka usaha sejenis.Pesanan yang diterima berlimpah dan membuat dirinya kewalahan menangani permintaan pelanggan dari pembuatan sofa maupun reparasi.Dalam sehari Ucok bisa mengantongi uang sejumlah 500 ribu rupiah.
Membludaknya pesanan membuat Ucok terpaksa merekrut 5 orang putra asli Maumere. Dirinya menghadapi kendala saat pesanan menumpuk karyawannya absen bekerja.Biasanya papar Ucok hal ini selalu terjadi usai pembayaran gaji.  Tapi saat itu harga bahan baku masih murah dan cuma dua orang saja yang membuka usaha sehingga permintaan banyak berdatangan.
 “ Saya bisa dikatakan sebagai orang yang pertama memulai usaha ini di Maumere.Saat ini sudah banyak yang buka sehingga ada persaingan. Biar ada modal tapi kalau tidak tekun dan ulet maka pekerjaaan apapun yang kita lakoni tidak akan berhasil “ bebernya.

Pesanan Menumpuk

Meski usaha reparasi banyak namun bengkel kerja Ucok tak pernah sepi. Banyakya orderan membuat suami dari Nurhayati ini sering membatasi orderan yang masuk.Jika pelanggan ingin cepat selesai dikerjakan maka dirinya mempersilahkan untuk mengerjakannya kepada orang lain. Tapi lanjutnya, bila pelanggan setia, mereka rela menunggu.
Dikatakan ayah 3 putra ini bukannya menyombongkan diri tetapi jika semua orderan diterima dirinya takut tidak mempunyai waktu menyelesaikan pekerjaan sesuai permintaan pelanggan. Hal ini tentunya akan membuat pelanggan kecewa. Untuk mereparasi satu set sofa dengan tingkat kerusakan parah urai Ucok dibutuhkan waktu maksimal seminggu sedangkan jok mobil bisa tiga hari lamanya.
“ Permintaan banyak tapi kalau sekarang saya batasi karena usia dan saya bekerja sendiri jadi kalau saya terima nanti saya yang susah. Kalau yang ringan dua tiga hari sudah selesai kalau susah bisa seminggu.Paling lama jam lima sore saya sudah pulang ke rumah “ paparnya.
Tempat usaha sederhana yang ditempati Ucok baru sebulan disewa namun ada saja orang baru yang datang.Kalau jok motor dan sofa sebut lelaki yang kerap disapa bapak Sandi oleh tetangganya, dijahit ulang dengan desain dan warna sendiri sesuai permintaan pelanggan. Harga yang dipatok disesuaikan dengan tingkat kerusakan dan bahan baku yang dipergunakan.
“ Kalau dulu saya bukan cuma reparasi saja tapi membuat sofa sendiri. Waktu itu saya masih memiliki karyawan dan bahan baku masih murah. Kayu juga mudah didapat dan bisa beli kayu sisa bekas gergaji dari bengkel kayu “ bebernya.
Lelaki yang dalam obrolan kerap berbahasa Medan dengan logat kentalnya ini menyayangkan mantan anak buahnya yang tidak tekun berusaha. Banyak anak muridnya yang menurunkan biaya reparasi. Mereka memberi harga murah tapi kwalitasnya jelek sehingga lama kelamaan mereka dijauhi pelanggan.
Selain pelangganan perorangan dirinya juga pernah menangani pembuatan sofa untuk tempat usaha di kota Maumere seperti karaoke, pub, hotel dan warnet. Kalau kantor sebut Ucok dirinya hampir setiap tahun diminta menangani reparasi sofa di kantor bupati dan wakil bupati serta di rumah jabatan kedua pemimpin kabupaten Sikka ini. Ucok juga selalu mendapat order dari kantor agama di Maumere.
Marianus ( 37 ) seorang warga Perumnas yang saya temui di depan tempat usaha Ucok saat ditanyai merasa puas atas hasil kerja Ucok. Dikatakan Marianus, hasil kerjanya lebih baik baik dari segi kerapihan dan kekuatannya.Hal ini yang membuat dirinya sudah dua kali memperbaiki sofa miliknya dan mengganti sarung sofa meski saat ini uang muka yang diminta setengah dari biaya perbaikan. 

Berbagi Ilmu

Membagi ilmu dan pengalaman berusaha bagi ayah 3 anak ini merupakan ibadah.Bagi Ucok ilmu yang didapat harus ditularkan kepada orang lain dan merupakan kebanggaan tersendiri bisa melihat anak didiknya sukses.Karyawan yang dulu bekerja bersamanya sudah membuka usaha sejenis.
Selain menularkan ilmu kepada karyawannya Ucok juga pernah diminta LSM Yaspem memberikan pelatihan kepada 30 orang remaja putus sekolah. Ucok berharap ada lembaga yang mau mendanai dirinya lagi untuk memberikan pelatihan. Pesertanya tidak perlu banyak ungkapnya cukup 10 orang saja sekali pelatihan tapi harus dicari orang yang benar – benar memilik kemauan.Yang terpenting lanjut Ucok, setelah pelatihan mereka harus diberikan peralatan dan bahan baku serta didampingi hingga mandiri baru dilepas.
“ Usaha ini tidak butuh waktu lama untuk mempelajarinya yang penting ada kemauan dan bakat saja. Saya tidak takut mengajari orang lain untuk bisa karena mereka kan murid saya jadi tidak mungkin bersaing dengan saya “ paparnya.
Selama masih di Maumere, dirinya berkeinginan terus menularkan ilmu.Kalau pemerintah mau ujar Ucok, bisa dikumpulkan anak - anak putus sekolah dan dididik olehnya sehingga mereka bisa bekerja seperti dirinya.Semua ilmu dari pembuatan awal sampai kepada reparasi akan ditularkannya.
Usaha ini kata suami dari Hariyati yang menekuni bisnis jual beli pakaian bekas import ini, bukan saja bisa bertahan tapi bisa berkembang,Kendala yang dihadapi sekarang, selain kayu, kain dan spon sebagai bahan baku pembuatan sofa juga mahal. Di bawah tahun 2.000 kayu bekas gergaji di bengkel kayu satu gerobak dibeli Ucok seharga 50 ribu rupiah sementara saat ini satu batang kayu sepanjang 2 meter dihargai 20 ribu rupiah.
“Saya sudah usulkan ke teman - teman yang usaha sejenis agar dibentuk koperasi sehingga bahan baku kita ambil di Surabaya dan semua anggota beli di koperasi, tapi tidak ada tanggapan.Selisih harga antara di toko dan koperasi ditabung dan dikembalikan ke anggota. Kalau bahan baku murah otomatis harga reparasi juga murah sehingga jika sofanya mengalami kerusakan sedikit saja orang langsung memperbaiki “ bebernya.
Selama menjalani usaha Ucok tidak pernah meminta dana dari pemerintah atau pinjam uang karena baginya sebelum memperbaiki orang sudah panjar uang setengahnya untuk beli bahan sehingga kalau pinjam uang dirinya rugi karena harus bayar bunga.Semua orang tentunya ingin maju termasuk dirinya, tapi dikatakan Ucok 10 tahun ke depan dirinya berkeinginan kembali menetap di kampung halaman dan membuka usaha disana.
Meski tidak banyak,dari usahanya Ucok bisa membiayai kehidupan keluarga dan membiayai sekolah tiga putranya.Sebagian uang dikumpulkan sebagai modal untuknya membuka usaha saat kembali ke tanaha kelahiran nanti.
“ Kalau mau gampang cari uang saya tinggal mangkal keliling pasar saja pasang jok motor dalam sehari bisa bawa pulang uang 200 ribu rupiah.Tapi saya tidak serakah, kerja yang ada saja saat ini saya kewalahan.Usaha ini bisa menghidupi keluarga dan mumpuni. Pekerjaan ini tetap ada selama orang masih memakai sofa, jok kendaraan dan spring bed “ pungkasnya. 

Penulis : Ebed de Rosary

Article 1

Panitia Semana Santa Diminta Memperbaiki Diri

$
0
0

Panitia Semana Santa kedepannya diminta memperbaiki diri dengan menyiapkan transportasi dan pemandu di tempat – tempat penginapan sehingga para peziarah lebih terarah serta terjadwal.Dengan begitu,, harapan agar Semana Santa yang dipromosikan menjadi sebuah wisata religi bisa memberikan kesan yang baik bagi para wisatawan atau peziarah.

Selain itu, panitia juga diminta mendatangi tepat – tempat penginapan dan mendata peziarah dan mempersiapkan perlengkapan selama mengikuti ritual Semana Santa seperti lilin ataukah pakaian yang dikenakan peziarah.

Hal ini disampaikan Elisabeth Kerans dan Rofina Emilia Pete, rombongan peziarah asal kabupaten Belu, NTT kepada penulis yang menemuinya di depan kapela Tuan Ana, Kamis ( 02/04/15 ). Dikatakan Elisabeth, Semana Santa sudah terkenal dan menjadi sorotan dunia terkait dengan ritual yang dilaksanakan, untuk itu panitia baik dari pemerintah maupun gereja harus diisi oleh orang – orang yang profesional dan mumpuni.

Edi Fernandez, ketua rombongan yang bekerja di kantor Pemda Belu mengatakan, semenjak Kamis jam 05 pagi rombongan mereka tiba dari Kupang menumpang kapal feri.Rombongan peziarah dengan anggota sebanyak 54 peziarah ini dibiayai oleh pemerintah kabupaten Belu. Dari 6 paroki yang ada jelas Edi, masing – masing mengirimkan 7 hingga 10 perwakilan peziarah.

Ditambahkan Edi, mereka tertarik karena mendengar mendapat informasi dari media bahwa di Larantuka ada prosesi.Selain itu tambah Edi, banyak orang di Belu yang sudah pernah mengikuti ritual di Larantuka juga menceriterakan pengalaman mereka sehingga membuat kami tertarik untuk datang kesini.

“ Kami mempunyai ujud khusus masing – masing dan juga ada titipan doa dari teman – teman yang tidak datang karena berbagai halangan “ ujarnya.

Sejak berada di Larantuka tambah Elisabeth, dirinya melihat antusias masyarakat begitu besar dan mempunyai niat khusus untuk membina kerohanian..Selain itu kesan yang disampaikan teman –teman peziarah yang pernah datang, ada pemgalaman iman dari mereka masing – masing dimana ujud dan intensi mereka saat berdoa banyak yang terwujud. Saya tahun pertama mengikuti ritual ini dan bersyukur mendapat kesempatan terbaik untuk mengikuti ritula ini saya bisa merefleksi diri saya dengan mengikuti ritual ini


“ Untuk seluruh umat, dengan adanya prosesi ini saya secara pribadi merasakan ada sesuatu keajaiban yang akan terjadi bagi seluruh umat. Mari kita sama - sama menjalani prosesi ini dengan penuh iman “ pesannya. ( ebd )
Viewing all 339 articles
Browse latest View live